Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ADA yang berbeda dalam acara bedah buku Menjemput Takdir karya Firman Hadi yang dihelat di Ruang Paripura DPRD Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis (31/10) malam. Mengawali acara, Kapolres Tegal Kota, AKB Siti Rondhijah tampil membacakan puisi karyanya yang sudah diterjemahkan dalam Bahasa Tegalan. Dari judul aslinya Mau Apa Lagi menjadi Pan Apa Maning. Penerjemahnya tak lain adalah stafnya.
"Yang menerjemahkan staf saya karena saya bukan orang Tegal," ujar Siti Rhondhijah, berterus terang.
Bagi seorang Kapolres menunaikan tugas yang memang sudah menjadi pekerjaannya tak banyak mengalami kesulitan. Namun, jika harus menulis puisi, rasanya menjadi tak biasa.
"Tapi saya siap saja ketika diminta oleh Pak Atmo Tan Sidik menulis puisi. Bagi polisi ketika mendapat perintah itu harus siap," seloroh Kapolres.
Atmo Tan Sidik, yang dikenal sebagai budayawan Pantura tergelak mendengar canda Siti Rondhijah. Tak luput juga novelis sohor Ahmad Tohari, yang malam itu hadir didapuk menjadi salah satu nara sumber bedah buku, juga ikut tertawa. Kapolres mengaku senang bisa hadir dan tampil membacakan pusi di antara para seniman Kota Bahari itu. Meski mengaku tidak fasih dengan bahasa Tegal, namun intonasi dalam setiap pembacaan bait terucapkan dengan seperti gaya orang Tegal dalam berbahasa sehari-hari.
"Bagi saya menulis puisi adalah kemampuan yang tidak semua dimiliki orang. Saya berterimaksih bisa hadir di acara bedah buku sekaligus peluncuran buku Menjemput Takdir malam ini," upanya.
Usai membacakan puisi, Siti Rhondijah dihadiahi kain batik bertuliskan puisi karya Atmo Tan Sidik yang diberikan tokoh Tegal Maufur, yang juga mantan Wakil Walikota Tegal.
"Terima kasih hadianya. Sudah lama saya ingin memiliki batik yang bermotif seperti ini, apa lagi ada tulisan puisinya," pungkasnya.
baca juga: BPBD Sleman Pastikan Potensi Banjir Lahar Hujan Relatif Kecil
Bedah buku Menjemput Takdir dimoderatori Edy Suripno (Uyip) mantan Ketua DPRD Kota Tegal, dan seorang nara sumber lagi selain Ahmad Tohari sang penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, yakni Andi Kustomo penulis Tegal. (OL-3)
sastrawan memiliki peranan penting dalam menularkan dan menggerakkan kesadaran masyarakat untuk bergerak bersama menciptakan perdamaian dan keadilan
BAGAIMANA Syahrazad menyembuhkan pria edan yang berkuasa? Hikayat Seribu Satu Malam memberitahu kita: melalui cerita.
Selain bisa menjadi mahasiswa UGM, Deni menapaki jejak sang idola, WS Rendra, lewat prestasi-prestasinya di bidang puisi.
Untuk membuat puisi yang baik, diperlukan rima yang baik. Karenanya, penting bagi penulis puisi untuk mengenal rima.
Puisi terus berkembang dan beradaptasi mengikuti perkembangan zaman.
"Bisa disimpulkan kalau market peminat puisi dan sastra ini sebenarnya banyak, tetapi belum ada yang mengakomodir, belum ada rumahnya. Inisiatif saya membuat rumah itu, komunitas,"
Jabarano menghadirkan kolaborasi 9 pegiat kreativitas di cafe ketiganya di Jabarano Coffee-Kuda Lumping 3.0 Laswi, di Jalan Laswi, Kota Bandung.
GRUP Seni Tarawangsa Pusaka Sunda Lugina dari Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, sukses membawa kesenian Tarawangsa ketiga panggung internasional di Eropa.
DUA kesenian tradisional masyarakat Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda oleh Kemendikbud-Ristek.
Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing.
Akses terhadap seni masih belum menyeluruh dan mayoritas masyarakat Indonesia masih memandang rendah terhadap bidang ini.
Workshop dan Galeri Kaligrafi Lengkong membuktikan bahwa warisan budaya bisa menjadi fondasi kuat untuk masa depan yang lebih baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved