Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Masih Banyak Korban Gempa Sulteng Tinggal Di Tenda

Antara
25/9/2019 08:07
Masih Banyak Korban Gempa Sulteng Tinggal Di Tenda
Ilustrasi(Antara)

HAMPIR setahun bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di sejumlah wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, masih banyak korban yang tinggal ditenda-tenda darurat karena tidak mendapatkan hunian sementara (huntara).   

"Kami mau kemana lagi," kata Jaka, 43 seorang korban gempa bumi di Kelurahan Wombo Kalongo,Kecamatan Taweli Kota Palu, Rabu (25/9).    

Di sela-sela kunjungan tim media centre Wahana Visi Indonesia (WVI) pusat dalam rangka meninjau sejumlah kegiatan pascabencana di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala), bapak dua anak ini menuturkan selain masih tinggal di tenda, juga kekurangan bahan makanan.  Menurutnya hingga kini masih ada 15 kepala keluarga dari Kelurahan Wombo Kalonga yang belum memiliki huntara, apalagi hunian tetap.

Untuk bisa memenuhi kebutuhan makan/minum keluarganya, ia bersama istrinya mengupas dan mengiris bawang goreng dengan upah rata-rata per harinya Rp30.000.   

"Ya dengan upah tersebut, bisa membeli kebutuhan sehari-hari seperti beras, sayur dan ikan," ujarnya.    

Hal senada juga disampaikan Fatmi, seorang korban gempa bumi di desa Wombo Kalongo. Ia masih tinggal di tenda pengungsi bantuan salah satu lembaga kemanusiaan di luar negeri. Sebelumnya banyak warga yang tinggal di tenda. Namun meeak sekarang sudah tinggal di huntara. Sedangkan Fatmi masih bertahan di tenda karena tidak mendapatkan huntara.

Baik Fatmi maupun Jaka kehilangan rumah dan mata pencaharian saat gempa bumi dahsyat terjadi di Sulteng. Desa Wombo Kalongo merupakan salah satu wilayah yang terdampak parah dalam gempa buni tersebut. Namun seluruh warga di desa itu selamat. Fatmi dan Jaka mengatakan hingga kini mereka belum mendapat bantuan rumah sementara termasuk jaminan hidup dari pemerintah.

baca juga: Memperkenalkan Batik Shibori Untuk Warga Desa Kalidawir

"Kasihan kami pak, sudah tidak punya rumah, juga selama pascabencana hampir setahun ini belum tersentuh bantuan seperti halnya yang telah diterima korban lainnya," keluh Fatmi. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya