Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengumpulkan empat bupati dan dinas kesehatan di Pulau Sumba, dan Unicef untuk membahas pembentukan konsorsium eliminasi malaria, Jumat (24/5).
Acara dipusatkan di Tambolaka, ibu kota Sumba Barat Daya berlangsung hingga Minggu (26/5). Acara itu dihadiri Kasubdit Malaria, Kementerian Kesehatan dokter Nancy, dr Maria Endang dari Unicef NTT, Dr Claus Bough dari Sumba Foundation, dan Kepala Dinas Kesehatan NTT Dominggus Minggu Mere. Hadir juga camat, kepala desa, unsur PKK, poltekes, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Empat kabupaten itu ialah Sumba yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya. Saat ini empat kabupaten itu tercatat sebagai daerah merah atau daerah dengan kasus positif malaria terbanyak, dibandingkan kabupaten lain di NTT. Pembentukan konsorsium eliminasi malaria tersebut merupakan salah satu upaya Dinas Kesehatan NTT untuk mempercepat eliminasi malaria di Sumba.
"Semua kabupaten akan secara bersama-sama melakukan upaya-upaya pengendalian serentak dan terkolaborasi dengan semua pihak. Bahkan inovatif sesuai kondisi lokal masing-masing kabupaten," kata Kadis Kesehatan NTT, Dominggus Minggu Mere.
Ia berharap secepatnya membebaskan Pulau Sumba dari malaria. Menurutnya pengendalian malaria dilakukan secara bersama-sama karena malaria tidak mengenak batas administrasi. Penyebaran malaria lintas kabupaten, bahkan provinsi dan negara lantaran mobilitas penduduk.
"Tentunya upaya akan jadi sia-sia jika empat kabupaten tidak melakukan upaya yang sinergis untuk membebaskan malaria dari Sumba," imbuhnya.
baca juga: Penggunaan Merkuri di NTB Di Atas Ambang Batas Aman
Upaya penanggulangan malaria yang dimotori Dinas Kesehatan NTT tersebut sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menangani malaria. Selain itu, Gubernur NTT telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor: 11 Tahun 2017 tentang eliminasi malaria di NTT pada 2023. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan NTT sampai akhir 2018, kasus positif malaria di Sumba masih tinggi, yakni 13.809 kasus. Terdiri dari 8.400 kasus di Sumba Barat Daya, 3.027 kasus di Sumba Barat, 1.811 kasus di Sumba Timur, dan 571 kasus di Sumba Tengah.Jumlah kasus positif malaria di Sumba mencapai 76% dari kasus positif malaria di NTT pada tahun yang sama berjumlah 18.053 kasus. (OL-3)
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
Diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 9 negara endemik malaria di wilayah Asia Tenggara yang menyumbang sekitar 2% dari beban negara malaria secara global.
Ada satu titik di Kalimantan juga dalam kondisi endemis malaria yakni di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Eliminasi malaria hingga Mei 2024 baru mencapai 396 kabupaten/kota dari target 405 wilayah di akhir tahun nanti.
Gerakan pencegahan penyakit malaria harus konsisten dilakukan dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penanggulangan penyakit yang disebarkan nyamuk Anopheles itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved