Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan pengolahan sampah dengan sistem refuse derived fuel (RDF) atau intermediate treatment facility (ITF) tidak sepenuhnya menyebabkan polusi udara di Jakarta.
Ia mengatakan masih banyak faktor lainnya yang memengaruhi kualitas udara seperti halnya penggunaan transportasi atau kendaraan pribadi
"Kalau meningkat atau tidak meningkat kan banyak faktornya tadi saya bilang pengguna transportasi, masih tinggi, bahan bakar masih oktan nioktan tinggi gitu, Jadi sehingga memang faktor faktor pencetus dari polusi itu masih banyak," jelasnya kepada awak media di Balaikota, Selasa (8/8).
Baca juga: Jokowi Angkat Bicara tentang Kualitas Udara Buruk di Jabodetabek
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai ITF dan RDF sebagai penyumbang emisi ke udara dan berpotensi melepas salah satu senyawa paling berbahaya, yaitu dioksin dan furan dari proses pembakaran sampah.
"Untuk meminimalisir potensi tersebut tentu biayanya mahal. Meskipun sanggup membiayainya. Tetap risiko dampaknya tinggi," jelas Aminullah pengkampanye Walhi Jakarta.
Baca juga: Polusi Udara Jakarta Tingkatkan Resiko Penyakit Paru-paru
Aminullah juga menjelaskan, RDF maupun ITF memiliki prinsip yang sama dari segi pemanfaatan atau pengelolaan sampah yakni dengan dibakar.
"Tidak ada untungnya. Apa yg mau dikelola? Efektivitas Rdf dan ITF ditentukan oleh nilai kalor sampah. Nilai kalor jakarta rendah karena sampahnya tercampur dan basah. Jadi tidak akan efektif," jelasnya. (Far/Z-7)
Dalam Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) RTRW Tahun 2024-2044, Pemprov DKI mendorong agar 70% penduduk di Jakarta dapat berkegiatan disimpul transportasi massal.
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
penggunaan motor konvensional dinilai menjadi masalah utama dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi tidak hanya di Indinesia, tapi juga di seluruh dunia.
Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-2 terburuk di dunia dengan angka 177 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
Kualitas udara di Jakarta pada Sabtu (27/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kedua sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta menduduki peringkat ketiga sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif pada Senin (22/7) pagi ini seperti dinyatakan dalam laman IQAir, Msyarakat disarankan mengenakan masker saat keluar rumah.
Konsentrasi PM 2.5 di Jakarta saat ini setara 12,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kualitas udara di Jakarta pada Selasa (16/7) pagi masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif dan Jakarta menduduki peringkat keenam sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di Jakarta pada Senin (15/7) pagi masuk kategori tidak sehat dan menduduki posisi kelima sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
Kualitas udara di DKI Jakarta kembali menjadi salah satu yang terburuk di dunia atau masuk kategori tidak sehat setelah beberapa hari sebelumnya membaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved