Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Setelah 3 Pekan PPKM, IGD di Jakarta Mulai Lengang

Hilda Julaika
27/7/2021 09:57
Setelah 3 Pekan PPKM, IGD di Jakarta Mulai Lengang
Ilustrasi kondisi RS ketika pasien covid-19 melonjak(MI/Andri Widiyanto)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan keterisian IGD di rumah sakit (RS) rujukan covid-19 sudah mulai lengang. Hal ini sebagai dampak dari PPKM Darurat dan Level 4 yang dilakukan selama 3 pekan terakhir sejak 3 Juli.

Seperti diketahui, sejak bulan Juni hingga Juli, peningkatan kasus covid-19 di Jakarta melonjak. RS sangat dipenuhi oleh pasien bahkan selasar depan IGD pun dipenuhi dengan antrean pasien yang akan masuk ke IGD. Kondisinya, dengan antrean masuk menuju IGD yang penuh, ruang IGD penuh, rawat inap penuh, dan ICU juga penuh.

“Sekarang ini selasar-selasar IGD sudah kosong, pasien sudah bisa langsung masuk ke IGD. Di dalam IGD-nya juga hanya beberapa pasien, dan situasi ini terlihat di banyak RS di Jakarta,” kata Anies.

Kondisi ini memperlihatkan jika aliran pasien baru yang mendatangi fasilitas kesehatan (faskes) sudah berkurang. Dengan harapan pasien covid-19 yang keluar dari RS dalam keadaan sembuh juga bisa semakin banyak. Lalu yang masuk ke rumah sakit bisa semakin sedikit.

“Dengan begitu beban RS menjadi berkurang. Walaupun saat ini yang ada di dalam RS masih cukup banyak,” imbuhnya.

Kendati demikian, ia menekankan jika situasi pandemi di Jakarta saat ini masih belum aman.

Baca juga: Kasus Aktif Covid DKI Turun, Anies: Jakarta Masih Belum Aman

Anies menjelaskan, angka kasus aktif Jakarta terus berkurang. Bila sebelumnya kita sempat mencapai angka lebih dari 113.000 kasus aktif pada tanggal 16 Juli 2021, maka per Minggu (25/7) kasus aktif sudah turun di angka 64.000.

“Kita harus hati-hati memaknainya (penurunan situasi pandemi). Kasus aktif 64.000 itu masih 2x lebih tinggi daripada puncak gelombang pertama lalu. Positivity rate 25% itu masih jauh di atas rekomendasi ideal WHO yaitu di bawah 5%," tegasnya.

Selain itu, walaupun antrean IGD sudah terurai, namun ICU masih padat, sambil tekanan perlahan berkurang. Artinya, sambung Anies, tren penurunan ini nyata terlihat, tapi situasi kita masih jauh dari ideal.

"Sehingga penting sekali untuk melanjutkan dan terus mendorong momentum perbaikan situasi ini. Urutannya adalah antrean IGD, lalu kamar rawat inap, dan ICU. Antrean IGD sudah terurai, semoga berikutnya diikuti dengan pelonggaran keterisian di kamar rawat inap dan ICU,” terangnya.

Oleh karena itu, Anies tetap mengimbau seluruh warga Jakarta agar tidak kendor dalam mematuhi protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas seperti anjuran di dalam peraturan PPKM Level 4.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya