Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ekonomi Israel Merugi Rp1.061 Trilun Akibat Perang

Cahya Mulyana
10/4/2024 17:21
Ekonomi Israel Merugi Rp1.061 Trilun Akibat Perang
Perbatasan Israel dan Gaza(AFP)

KONDISI perekonomian Israel dikabarkan memburuk imbas agresinya di Gaza sejak 7 Oktober. Bank sentral Israel mengungkapkan kerugian akibat serangan tersebut diperkirakan mencapai sekitar US$67 miliar atau Rp1.061 triliun. 

Angka tersebut tidak termasuk kerusakan yang disebabkan oleh ketegangan dengan kelompok Hizbullah Lebanon di Israel Utara yang berpotensi meningkat dua kali lipat. 

Kerugian yang dialami Israel ini termasuk akibat pemanggilan pasukan cadangan dengan biaya harian diperkirakan mencapai US$162,2 juta atau Rp2,5 triliun selama periode puncak antara November dan Januari 2024. 

Baca juga : Inggris Ingin Terus Pasok Senjata untuk Israel

Kerusakan properti di pemukiman Israel dekat perbatasan Gaza diperkirakan mencapai US$4,1 miliar atau Rp64 triliun hingga US$5,5 miliar atau Rp5,5 triliun dan kerusakan pada pemukiman di utara yang disebabkan oleh ketegangan dengan Hizbullah diyakini mencapai kisaran US$1,5 miliar atau Rp23 triliun hingga US$1,9 miliar atau Rp30 triliun. 

Serangan Israel ke Gaza juga memukul pasar tenaga kerja karena kehilangan lebih dari 178 ribu pekerja Palestina, yang sebagian besar bekerja di sektor-sektor penting seperti konstruksi, pariwisata, pertanian dan jasa.

Asosiasi Pembangun Israel mengumumkan defisit 140 ribu pekerjaan pada bulan Januari karena lambatnya proses pencarian pekerja asing. Sebanyak 50% lokasi konstruksi ditutup karena kekurangan tenaga kerja, sementara lokasi konstruksi aktif hanya beroperasi dengan kapasitas 30%.

Baca juga : Israel Klaim Izinkan Lebih Banyak Bantuan Kemanusiaan Masuki Jalur Gaza

Sekitar 41% lokasi konstruksi di Tel Aviv dan wilayah tengah serta 58% lokasi konstruksi di Yerusalem telah ditutup sejak 7 Oktober, menurut survei yang dirilis oleh Biro Pusat Statistik Israel.

Lembaga pemeringkat kredit Moody's mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka menurunkan peringkat mata uang asing dan lokal Israel dari A1 menjadi A2. Sementara peringkat senior secure mata uang asing dan lokal dari A1 menjadi A2 karena prospek negatif.

Penurunan peringkat ini menandakan bahwa investor mungkin menjadi lebih berhati-hati dan menetapkan suku bunga yang lebih tinggi untuk menghadapi risiko yang diperkirakan Moody's terhadap perekonomian Israel.

Baca juga : AS tidak Yakin Israel akan Serang Rafah dalam Waktu Dekat

Lembaga Fitch Ratings mencatat dalam laporannya bahwa risiko geopolitik terkait perang masih tinggi dengan risiko yang mengancam perluasan catatan kredit negara.

Badan ini memperkirakan akan terjadi lonjakan utang/PDB dalam jangka pendek dan belanja militer yang tinggi selama perang berlanjut, karena badan tersebut memperkirakan rasio utang terhadap PDB akan meningkat menjadi 65,7% pada 2024 dan menjadi 67% pada 2025.

Fitch mengumumkan penurunan peringkat setelah Moody's menurunkan peringkat lima bank Israel dalam laporan yang diterbitkan pada bulan Februari.

Baca juga : Joe Biden Ungkap Borok Benjamin Netanyahu dan Desak Israel Setujui Gencatan Senjata

Laporan Moody's menurunkan peringkat Bank Leumi Le-Israel, Bank Hapoalim, Mizrahi Tefahot Bank, Israel Discount Bank dan First International Bank of Israel dari A2 menjadi A3.

Sementara itu perekonomian lokal mengalami kontraksi sebesar 20% pada kuartal keempat akibat perang di Gaza, berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik di Israel.

Kontraksi tahun-ke-tahun didorong oleh keruntuhan seluruh sektor pada saat investasi turun 70%. Konsumsi masyarakat menurun sebesar 27%, hal ini disebabkan oleh penurunan konsumsi masyarakat sebesar 90% secara tahunan pada periode yang sama.

Penyebab penurunan tersebut adalah perang di Gaza, menurut biro statistik, seiring dengan pemanggilan tentara cadangan, biaya perumahan alternatif yang dialokasikan untuk warga Israel dan kekurangan tenaga kerja di sektor konstruksi mengubah komposisi PDB negara tersebut.

Hanya 70 ribu apartemen terjual di Israel pada 2023, terendah dalam tiga dekade, menurut sebuah studi oleh Shmuel Abramson, kepala ekonom di Kementerian Keuangan Israel.

Pasar real estat di Israel memburuk seiring dengan perang yang sedang berlangsung di Gaza, berkurangnya aktivitas konstruksi karena berkurangnya tenaga kerja Palestina sebanyak 90 ribu orang, dan kenaikan suku bunga. (Z-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya