Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HUJAN peluru dan bom asap terjadi di kompleks Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, Palestina saat ini, Jumat (9/2), Israel telah berhari-hari mengepung RS tersebut dan meneror dokter, perawat dan warga sipil di sana.
"Tentara pendudukan menembakkan bom asap di sekitar Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis,” sebut koresponden Aljazeera, Jumat (9/2) malam.
Dari video dan kabar yang viral di media sosial, militer Israel terus melancarkan serangkaian serangan di kota Khan Yunis dan di sekitar Kompleks Medis Al-Nasser di Jalur Gaza selatan. Seorang perawat terkena tembakan sniper tentara Israel, ketika sedang bertugas di dalam rumah sakit.
Baca juga : 373 Warga Palestina Dibunuh Israel, 48 Jam Setelah Putusan ICJ
Bukan hanya rumah sakit, Israel juga mengepung dan menargetkan sekolah-sekolah yang menampung orang-orang terlantar di dekat Rumah Sakit Nasser.
Serangan tersebut bertepatan dengan penyerbuan mereka terhadap Rumah Sakit Bulan Sabit Merah Al-Amal di kota yang sama.
Pada Jumat (9/2) malam, Bulan Sabit Merah Palestina menyebarluaskan pesan darurat SOS akan nasib krunya yang terjebak di sana.
Baca juga : WHO Sebut Tuduhan Israel soal UNRWA untuk Alihkan Isu Genosida di Gaza
"Kami telah terputus kontak secara total dengan kru kami di Rumah Sakit al Amal, di Khan Younis, akibat dari pengepungan israel yang terus menerus berlanjut. Karena tindakan tersebut, kami anggap, tentara israel bertanggung jawab penuh atas keselamatan kru kami disana, berikut seluruh korban luka luka di dalamnya," kata organisasi kemanusiaan tersebut, dikutip dari Telegram.
Selama pengepungan dan penyerangan Israel, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, Kompleks Medis Nasser terkena bencana kesehatan dan kemanusiaan.
Sebanyak 300 staf medis, 450 orang terluka, dan 10.000 orang terlantar di Kompleks Medis Nasser terkena kematian dan kelaparan.
Baca juga : Israel Lanjutkan Pemusnahan Warga Gaza, Kepung Rumah Sakit di Khan Younis
Mereka juga melaporkan kekurangan anestesi, perawatan intensif, dan perlengkapan bedah. Generator listrik mati dalam waktu kurang dari 48 jam karena kekurangan bahan bakar.
"Listrik padam di beberapa bagian Rumah Sakit Nasser selama beberapa jam karena kekurangan bahan bakar," sebut kementerian.
Tidak hanya itu. Pendudukan Israel menghalangi pergerakan ambulans dan menghambat kedatangan korban luka dan sakit ke Rumah Sakit Nasser
Baca juga : Kementerian Kesehatan Hamas Sebut Tank Israel Tembaki Rumah Sakit Gaza
Kompleks Medis Nasser terkena bahaya kesehatan akibat penumpukan limbah medis dan non-medis di departemen dan halaman serta penjajah yang menghalangi keluarnya limbah tersebut.
"Tangki air di Kompleks Medis Nasser rusak akibat penargetan, dan hingga saat ini kami tidak dapat memperbaikinya," ucap kementerian. (Z-4)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved