Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KELUARGA tawanan Israel di Jalur Gaza, Palestina, mengatakan mereka telah kehilangan kepercayaan pada pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Pasalnya, tuntutan pembebasan sandera yang ditahan Hamas di Gaza diabaikan Netanyahu.
Bahkan, para sandera telah dibunuh secara terang-terangan oleh serdadu Israel di bawah kendali Netanyahu. Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengutip keluarga-keluarga yang menekankan bahwa mereka akan melaksanakan inisiatif mereka sendiri.
Namun, mereka tidak merinci bentuknya. KAN mengutip salah satu keluarga sandera yang mengatakan, "Setiap penundaan dalam negosiasi akan membahayakan nyawa mereka (tawanan Israel di Gaza)," katanya.
Baca juga: Kemenlu Bantah Kabar Indonesia Seret Israel ke Mahkamah Internasional.
Sementara itu, KAN melaporkan bahwa puluhan keluarga pada Jumat (18/1) malam menuju ke rumah Netanyahu di Kaisarea di Israel utara, untuk menekannya agar membebaskan para tawanan.Mantan Kepala Badan Intelijen Israel (Mossad) Tamir Pardo turut menyerukan pemerintah mengambil langkah-langkah untuk membebaskan para tawanan.
Dia mengatakan kepada KAN bahwa mengakhiri perang melawan Gaza dengan terbunuhnya para tawanan berarti Israel kalah untuk pertama kali. Ia juga menekankan perlu memperbaiki pendekatan pemerintah yang menelantarkan warganya.
Hamas telah menahan 136 warga Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Sebanyak 25 di antara tawanan itu tewas oleh serangan Israel.
Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza di Tengah Silang Pendapat dengan AS
Kelompok perlawanan Palestina menuntut gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan Palestina dari penjara Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Israel di tahanannya. Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas yang menurut Tel Aviv menewaskan 1.200 orang.
Setidaknya 24.762 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 62.108 orang terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina. Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sekitar 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB. (Anadolu/Z-2)
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved