Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KELOMPOK Hamas yang memerintah Gaza, Palestina, kembali membebaskan 8 sandera Israel dalam kesepakatan gencatan senjata di menit-menit terakhir pada Kamis (30/11).
Sementara Israel diperkirakan akan membebaskan 30 tahanan Palestina ketika para negosiator berusaha untuk memperpanjang gencatan senjata lagi.
Dua orang sandera wanita dibebaskan terlebih dahulu. Israel mengidentifikasi mereka sebagai Mia Schem, 21 yang ditangkap di sebuah pesta dansa bersama dengan banyak sandera lainnya yang diculik ke Gaza, dan Amit Soussana, 40. Schem juga berkewarganegaraan Prancis.
Baca juga : Masuki Bulan Kelima, Hamas Pertimbangkan Gencatan Senjata
"Kelompok Pejuang Palestina Hamas kemudian membebaskan enam sandera lainnya, dan menyerahkan mereka kepada Palang Merah," kata militer Israel. Gambar-gambar televisi menunjukkan beberapa wanita muda di antara kelompok tersebut berjalan menuju ambulans begitu mereka mencapai wilayah Israel.
Keenam sandera yang dibebaskan terdiri dari empat orang dewasa dan dua remaja, yang merupakan warga negara Israel keturunan Arab Badui, menurut kantor perdana menteri Israel.
Sementara Israel meminta Hamas membebaskan 10 sandera setiap hari untuk melanjutkan gencatan senjata, juru bicara kementerian luar negeri Qatar mengatakan hanya delapan orang yang akan dibebaskan pada hari Kamis (30/11), sementara Israel akan membebaskan 30 orang Palestina.
Baca juga : Antony Blinken Kembali ke Timur Tengah Mendorong Kesepakatan Gencatan Senjata dan Pembebasan Sandera
Para pejabat Israel telah mengisyaratkan keterbukaan untuk menerima delapan daripada 10 sandera dalam daftar pembebasan hari Kamis. Mereka mengatakan bahwa Hamas pada Rabu (29/11) telah membebaskan 12 sandera yang dianggap sebagai warga Israel, termasuk dua wanita Israel-Rusia yang pembebasannya digambarkan oleh faksi Palestina sebagai isyarat niat baik kepada Moskow.
"Kedua wanita tersebut dapat dihitung sebagai bagian dari kelompok hari Kamis," kata para pejabat Israel.
"Kesepakatan kerangka kerja mengatakan sekitar 10 (sandera) per hari," kata Menteri Luar Negeri Eli Cohen kepada Radio Angkatan Darat Israel, dengan warga Israel yang memiliki kewarganegaraan ganda dianggap memenuhi persyaratan.
Baca juga : Ibu Warga Prancis yang Disandera Hamas Mohon kepada Netanyahu
Hamas juga membebaskan empat sandera Thailand pada hari Rabu (29/11).
Rekaman yang ditayangkan di Al Jazeera menunjukkan dua wanita pertama yang dibebaskan pada hari Kamis dikeluarkan dari sebuah kendaraan putih yang dikelilingi oleh militan Hamas bersenjata di Kota Gaza dan bertemu dengan pejabat Palang Merah, di tengah kerumunan penonton.
Kemudian, foto-foto yang dirilis oleh Kantor Perdana Menteri Israel menunjukkan Schem memeluk ibu dan saudara laki-lakinya setelah mereka dipertemukan kembali di pangkalan militer Hatzerim di Israel.
Israel dan Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata mereka untuk hari ketujuh, sementara para mediator terus melakukan pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata untuk membebaskan lebih banyak sandera dan membiarkan bantuan mencapai Gaza. (CNA/Z-4)
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved