Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (14/11) berkeras bahwa memindahkan pasien yang paling rentan dari rumah sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Palestina, merupakan tugas yang mustahil. Perwakilan Israel di Jenewa pada akhir pekan mengecam WHO, badan kemanusiaan PBB OCHA, dan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) karena mengkritik seruan Israel selama sebulan agar warga sipil dan pasien meninggalkan rumah sakit utama di wilayah kantong Palestina.
Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar atas serangannya sejak serangan Hamas pada 7 Oktober. "Komunitas internasional bisa saja memfasilitasi pemindahan pasien, namun mereka tidak melakukan apa pun, kecuali menyerukan Israel dan memberikan izin masuk kepada Hamas," kata perwakilan tersebut.
Namun WHO mengatakan memindahkan pasien yang paling rentan pasti akan menyebabkan kematian. "Alasan kami mengatakan orang-orang tidak dapat dievakuasi ialah yang pertama, orang-orang di rumah sakit sangat rentan, sangat sakit. Jadi memindahkan mereka ialah tugas yang mustahil," kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan di Jenewa.
Baca juga: Israel Tertekan, Punya Tiga Pekan Hancurkan Gaza
Dia mengatakan hal itu berarti meminta dokter dan perawat untuk memindahkan orang karena mengetahui hal itu akan membunuh mereka. "Dan sekali lagi, mengapa Anda perlu memindahkan mereka? Rumah sakit tidak boleh diserang. Rumah sakit adalah tempat yang aman. Hal ini disetujui berdasarkan hukum kemanusiaan internasional."
Pada Selasa, pasukan Israel berada di gerbang rumah sakit Al-Shifa yang menurut mereka terletak di atas markas komando bawah tanah Hamas. Namun para militan menyangkal tuduhan tersebut.
Baca juga: 179 Orang Dimakamkan dalam Kuburan Massal di Rumah Sakit Gaza
Dokter mengatakan ribuan orang terdampar di dalam rumah dalam kondisi yang mengerikan. ICRC mengatakan di X, sebelumnya Twitter, bahwa berdasarkan hukum humaniter internasional, "Rumah sakit dilindungi karena fungsinya menyelamatkan nyawa orang yang terluka dan sakit."
Meskipun ada kemungkinan bagi rumah sakit untuk kehilangan perlindungan tersebut dalam keadaan tertentu, tetapi, "Ini bukanlah izin bebas untuk menyerang," tegasnya.
Baca juga: Jerman Ekspor Alat Militer ke Israel 10 Kali Lipat
Israel mengatakan mereka tidak menargetkan rumah sakit Al-Shifa. Mereka telah menyerukan seluruh penduduk di Jalur Gaza utara untuk pindah ke wilayah selatan.
Harris mengatakan kapasitas layanan kesehatan di Gaza selatan masih kurang, karena sebagian besar layanan kesehatan, terutama yang paling kompleks, biasanya disediakan di wilayah utara. Dia mengatakan banyak rumah sakit yang tidak mampu menerima pasien baru.
Memindahkan pasien dari utara, "Mungkin akan membunuh mereka, tetapi juga ke mana mereka pergi? Ke mana Anda menempatkan mereka?" kata Haris.
"Ada alasan yang sangat jelas mengapa hal itu tidak mungkin dilakukan."
Israel mengatakan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan itu dan 239 orang disandera. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan setidaknya 11.240 orang telah tewas dalam serangan udara dan darat Israel sejak itu. (Z-2)
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved