Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
RATUSAN demonstran pro-Palestina, Senin (9/10), berkumpul di Manhattan mengecam pemerintah Israel dan menuntut Amerika Serikat (AS) berhenti mendukung sekutu mereka itu, setelah meletusnya perang antara Israel dan Hamas.
Dengan membawa spanduk bertuliskan 'Israel go to hell' dan 'NYC stands with Gaza', warga berbagai usia berdiri di depan Konsulat Jenderal Israel sembari mengibarkan bendera Palestina.
Di seberang jalan, dengan pengawasan polisi yang ketat, kelompok pro-Israel melontarkan ejekan kepada demonstran pro-Palestina.
Baca juga: 11 Warga Amerika Tewas dan Kemungkinan Dijadikan Sandera oleh Hamas
Ini merupakan hari kedua secara beruntun terjadi ketegangan antara demonstran pro-Palestina dan kelompok pendukung Israel.
Demontran yang mengenakan keffiyeh Palestina bergantuan menggunakan megafon meneriakan, 'Bebaskan Palestina' dan 'Hentikan kolonisasi dan pendudukan tahan Arab', serta 'Zionisme adalah rasisme'.
Mereka juga berteriak, 'No justice, no peace' dan 'No justice on a stolen land' sembari membandingkan situasi di Gaza sama dengan yang dialamiw arga Yahudi di Warsawa pada Perang Dunia II.
Baca juga: Pangeran Saudi Mengatakan Sedang Berusaha Menangani Konflik Israel-Gaza
Leena Abukuwaik, warga AS keturunan Palestina berusia 45 mengatakan dirinya memiliki saudara, dua saudari, dan banyak sepupu yang masih tinggal di Gaza.
"Saya tidak tahu apakah mereka menjadi korban pengeboman atau tidak atau apakah mereka masih hidup, terluka, atau sudah meninggal," ungkapnya sembari meneteskan air mata.
Ambil bagian dalam demonstrasi itu adalah Ray Gordon, pesniunan berusia 81 tahun.
"Hal yang membuat saya marah adalah uang pajak saya digunakan untuk mempersenjatai Israel. AS harus menghentikan semua bantuan untuk Israel," serunya.
Ketika ditanya mengenai serangan Hamas pada Sabtu (7/10) dan kematian ratusan warga sipil Israel, Gordon menjawab, "Saya malah bingung mengapa itu tidak terjadi lebih cepat. Anda menuai apa yang Anda tanam." (AFP/Z-1)
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved