Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DEMONSTRASI menentang reformasi pensiun buatan Presiden Prancis Emmanuel Macron semakin liar dan didominasi bentrokan. Jajak pendapat terbaru atas aksi itu menunjukkan satu dari lima responden menyetujui penggunaan kekerasan.
Sejak Januari, demonstrasi mingguan yang diselenggarakan oleh serikat pekerja telah menarik jutaan orang di seluruh Prancis. Sejak pekan lalu unjuk rasa ini selalu diwarnai kekerasan dengan lebih dari 400 pasukan keamanan terluka dan ratusan titik kebakaran di jalan-jalan Paris.
"Menurut saya demonstrasi damai saja tidak cukup," kata, seorang pegawai sipil Prancis berusia 49 tahun, Jerome.
Baca juga: Jelang Unjuk Rasa, PM Prancis Bertemu Oposisi dan Serikat Pekerja
Dia bergabung dalam demonstrasi di Paris dan meminta nama belakangnya dirahasiakan karena bekerja untuk negara. "Jika tidak ada kekerasan, orang tidak membicarakan isu ini. Beberapa jendela pecah, siapa peduli? Mereka tidak akan pergi ke rumah sakit," tambahnya.
Temannya dan sesama pegawai negeri, Ludovic, 48, setuju bahwa kekerasan bisa menjadi upaya terakhir yang sah, termasuk terhadap polisi. "Itu bisa dimengerti. Ini menjengkelkan. Setelah diabaikan begitu lama, jika hanya itu yang tersisa untuk digunakan, maka begitulah adanya," terangnya.
Baca juga: Demo Tolak Kebijakan Macron, 450 Demonstran Ditangkap dan 400 Polisi Prancis Terluka
Jajak pendapat oleh Toluna Harris Interactive mengungkapkan bahwa satu dari lima responden (18%) menyetujui cara kekerasan untuk mensukseskan gerakan tersebut. Sementara penduduk Prancis terus mendukung protes ini dengan kenaikan mencapai 25%. (AFP/Z-10)
RATUSAN mahasiswa IAIN Kudus, Jawa Tengah, Kamis sore (1/8), lakukan aksi demo menuntut transparansi penentuan grade serta kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa.
Ribuan orang turun ke jalan menolak klaim kemenangan Presiden Nicolás Maduro, yang dianggap curang oleh oposisi.
Di Venezuela, pasukan keamanan telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa di Caracas yang memprotes hasil pemilihan yang diperdebatkan.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Menteri Negara Bangladesh untuk Informasi dan Penyiaran, Mohammad Arafat, membela penanganan pemerintah terhadap protes massal, meskipun para ahli PBB serukan investigasi.
Demonstran pro-Palestina melakukan protes terhadap kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu dengan membakar bendera AS dan memasang bendera Palestina di tiang bendera.
Pengunduran diri Perdana Menteri Sosialis Antonio Costa yang mengejutkan, yang tidak mencalonkan diri kembali, telah membantu Partai Chega.
Kudeta, Konflik, dan Krisis jadi Isu Utama KTT Afrika
Menteri Kehakiman Tawee Sodsong mengatakan awal pekan ini bahwa Thaksin, 74, akan termasuk di antara 930 tahanan yang diberikan pembebasan dini.
Meski begitu, Putin menyatakan penolakannya yang kuat terhadap kebijakan luar negeri Washington di bawah kepemimpinan Biden.
Lanskap politik di Amerika dan Eropa menjadi semakin terpolarisasi.
Henry seharusnya mengadakan pemilihan umum dan kemudian menyerahkan kekuasaan kepada pejabat yang baru terpilih pada 7 Februari 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved