Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEKITAR 13 ribu tentara Ukraina tewas dalam pertempuran melawan militer Rusia dalam sembilan bulan terakhir. Dengan bentrokan yang semakin intens, tentara Ukraina juga harus berjuang di tengah cuaca dingin.
"Kami memiliki angka resmi dari komando tertinggi. Jumlah tentara yang tewas mencapai 13 ribu orang,” ujar Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mykhailo Podolyak.
Data itu merupakan pembaruan dari jumlah tentara Ukraina yang tewas melawan Rusia. Pada Agustus lalu, angkatan bersenjata Ukraina menyampaikan bahwa hampir 9 ribu tentara tewas.
Baca juga: Rusia Pastikan Terus Targetkan Infrastruktur Energi Ukraina
"Kami tidak akan menutupi jumlah korban tewas akibat serangan Rusia,” imbuh Podolyak.
Bahkan, tegas dia, lebih banyak tentara yang terluka daripada yang tewas. Jumlah korban militer belum dikonfirmasi oleh angkatan bersenjata Ukraina. Zelensky dikatakannya segera mempublikasikan data resmi ketika saat yang tepat tiba.
Militer Ukraina melakukan serangan balik kilat pada September, yang membuat mereka menguasai kembali sebagian besar wilayah di timur laut dan selatan dari Rusia. Termasuk, Kota Kherson, salah satu wilayah strategis yang telah diduduki militer Rusia tak lama setelah invasi pada 24 Februari.
Baca juga: Abaikan Serangan Rusia, Ukraina Fokus Halau Gelap
Dengan cuaca yang semakin dingin, bentrokan paling intens kini terjadi di wilayah timur Donetsk. Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron berjanji untuk mempertahankan dukungan terhadap Ukraina, serta mengutuk agresi ilegal Rusia.
Pada bulan lalu, jenderal tinggi AS memperkirakan bahwa serangan militer Rusia telah menyebabkan lebih dari 100 ribu tentara tewas di Ukraina. Sementara, ribuan warga sipil Ukraina juga banyak yang menjadi korban tewas dan korban cacat selama perang.(Aljazeera/OL-11)
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk perang di Gaza.
Pigai selain menemui anak-anak korban perang juga bertemu dengan otoritas Ukraina seperti Ombudsman Anak dan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pemimpin-pemimpin G7 mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, menuding dukungan terhadap industri pertahanan Rusia memungkinkan Moskow melanjutkan perang di Ukraina.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Vladimir Putin telah menuntut agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah, menarik pasukan lebih jauh ke dalam negaranya sendir.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
Seorang komandan dari kelompok tentara bayaran Rusia, yang kini dikenal sebagai Africa Corps, tewas di Mali setelah serangan pemberontak selama badai pasir.
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat tentang potensi krisis rudal jika AS melanjutkan rencananya untuk menempatkan rudal jarak jauh di Jerman mulai 2026.
Seorang pria berusia 40 tahun, yang telah tinggal di Prancis selama 14 tahun, ditangkap dalam sebuah penggerebekan di apartemennya di pusat kota Paris.
Aplikasi pesan Telegram telah menonaktifkan monetisasi iklan untuk pemilik channel Rusia.
Otoritas Moskow menawarkan bonus pendaftaran sebesar 1,9 juta rubel (sekitar US$22,000) untuk penduduk kota yang bergabung dengan militer Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved