Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEORANG pria Palestina tewas pada Jumat (19/8) oleh pasukan Israel dalam serangan di utara Tepi Barat yang diduduki. Ini dikatakan Kementerian Kesehatan Palestina.
Salah Sawafta, 58, "Meninggal karena luka kritis akibat peluru tajam dari pendudukan (militer Israel) di kepala, di Tubas, pagi ini," kata kementerian itu dalam pernyataan. Militer Israel mengatakan tentara mendapat kecaman selama serangan di kota yang bertujuan menangkap sekelompok teroris yang merencanakan serangan terhadap warga sipil Israel.
Selama operasi, "Orang-orang Palestina bersenjata melepaskan tembakan besar-besaran tanpa pandang bulu." Tentara menanggapi dengan tembakan tepat yang mengenai sejumlah penyerang, katanya dalam pernyataan.
Baca juga: Pasukan Israel Gerebek Kantor Kelompok HAM Palestina yang Dicap Teroris
Penyelidikan awal oleh tentara mengindikasikan tentara tidak menembak ke arah Sawafta, kata sumber militer yang berbicara dengan syarat anonim.
Pernyataan itu bertentangan dengan wali kota Tubas, Hossam Daraghmeh, yang mengatakan seorang tentara Israel menembaki Sawafta saat dia meninggalkan salat Subuh. "Dia meninggalkan masjid dan menuju ke rumahnya mengenakan jubah salat. Ada seorang tentara pendendam yang ditempatkan di suatu bangunan dekat kotamadya yang menembaknya di kepala," katanya kepada AFP.
Baca juga: Pasukan Israel Bunuh Warga Palestina dalam Bentrokan Tepi Barat
Daraghmeh mengatakan Sawafta tidak bersenjata ketika dia dipukul. "Orang ini tidak memiliki batu atau apapun di tangannya," katanya.
Militer Israel mengatakan lima orang ditahan dalam serangan semalam di Tepi Barat. Pada Kamis, seorang warga Palestina berusia 20 tahun dibunuh oleh pasukan Israel dalam bentrokan di kota Nablus, Tepi Barat utara. Israel telah menduduki Tepi Barat sejak Perang Enam Hari tahun 1967, ketika Israel merebut wilayah itu dari Yordania. (OL-14)
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved