Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
ISRAEL harus ditambahkan ke daftar hitam PBB jika kekerasannya terhadap anak-anak Palestina terulang tahun ini. Hal tersebut disampaikan Sekjen PBB Antonio Guterres, Senin (11/7), sebagaimana dilansir Middle East Eye.
Dalam laporan tahunan Anak-Anak dan Konflik Bersenjata, PBB mengatakan pasukan Israel membunuh 78 anak Palestina, melukai 982 lainnya, dan menahan 637 pada 2021. "Saya terkejut dengan jumlah anak-anak yang terbunuh dan cacat oleh pasukan Israel selama permusuhan, dalam serangan udara di daerah berpenduduk padat, dan penggunaan peluru tajam selama operasi penegakan hukum,” kata sekretaris jenderal PBB dalam laporan itu.
"Jika situasinya berulang pada 2022, tanpa perbaikan yang berarti, Israel harus terdaftar," tambahnya. Sejauh tahun ini, setidaknya 15 anak Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel, menurut bagian Palestina (DCI-P) yang berbasis di Jenewa.
Laporan tahunan, yang mencatat pelanggaran berat terhadap anak-anak di daerah konflik di seluruh dunia, itu kadang-kadang menimbulkan kontroversi mengenai pihak yang dimasukkan dalam daftar hitam di akhir setiap laporan. Daftar tersebut dimaksudkan untuk memberikan tekanan kepada negara-negara dan kelompok-kelompok bersenjata di seluruh dunia atas pelanggaran terhadap anak-anak yang diverifikasi oleh PBB.
Israel tidak pernah ada dalam daftar. Menurut laporan tahun ini, PBB mencatat 2.934 pelanggaran berat terhadap 1.208 anak-anak Palestina dan sembilan anak-anak Israel di Wilayah Palestina yang diduduki dan Israel.
Baca juga: Rakyat Palestina Anggap Bantuan Ekonomi AS tidak Gantikan Kemerdekaan
Sebanyak 17 anak yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur, ditembak mati menggunakan peluru tajam terutama selama demonstrasi, kata laporan itu. Di Jalur Gaza yang terkepung, 69 anak Palestina tewas, mayoritas selama 11 hari pengeboman Israel.
Di antara 637 anak Palestina yang ditahan dalam periode ini, 85 melaporkan perlakuan buruk dan pelanggaran proses hukum oleh pasukan Israel, dengan 75% melaporkan mengalami kekerasan fisik. Laporan itu juga mengatakan roket Palestina yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata menewaskan dua anak Israel.
Israel dan wilayah Palestina menyaksikan jumlah tertinggi pelanggaran terverifikasi terhadap anak-anak pada 2021 menurut laporan itu. SElain itu ada Yaman, Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, dan Somalia. (OL-14)
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved