Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERDANA Menteri Irak bertemu dengan penguasa de facto Arab Saudi, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, di kerajaan pada Minggu (26/6). Ini sebagai bagian dari upaya Baghdad untuk menengahi antara Riyadh dan Teheran.
Mustafa al-Kadhemi, yang menuju ke Arab Saudi pada Sabtu (25/6), diperkirakan akan mengunjungi Iran yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Riyadh sejak 2016.
Pangeran Mohammed dan Kadhemi membahas, "Hubungan bilateral dan peluang untuk kerja sama bersama," lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency.
"Mereka bertukar pandangan tentang sejumlah masalah yang akan berkontribusi untuk mendukung dan memperkuat keamanan dan stabilitas regional," tambahnya.
Baca juga: Warisan nan Kaya Terkubur di Jalur Gaza yang Miskin
Irak selama setahun terakhir menjadi tuan rumah lima putaran pembicaraan antara dua rival regional itu. Sesi terakhir diadakan pada April.
Kadhemi mengatakan pada saat itu dia percaya bahwa rekonsiliasi sudah dekat antara Riyadh dan Teheran. Ini menjadi cerminan lebih lanjut dari pergeseran keberpihakan politik di seluruh wilayah.
Pada Sabtu, sumber kabinet Irak mengatakan bahwa perjalanan Kadhemi ke Arab Saudi dan Iran dalam konteks pembicaraan yang Riyadh dan Teheran baru-baru ini diadakan di Baghdad.
Sumber itu mengatakan pembicaraan itu mewakili peta jalan untuk memperbaiki hubungan dan kembali ke jalur yang benar untuk memperkuat hubungan bilateral antara Arab Saudi dan Iran. Kedua negara mendukung pihak-pihak yang bersaing di zona konflik dalam sekitar wilayah tersebut.
Baca juga: Ada Tanda-Tanda Kesepakatan Normalisasi Hubungan Israel-Saudi?
Muslim Suni Arab Saudi dan Iran yang mayoritas Syiah tidak memiliki hubungan diplomatik selama enam tahun. Ini terjadi sejak pengunjuk rasa Iran menyerang misi diplomatik Saudi di Iran setelah kerajaan itu mengeksekusi ulama Syiah Nimr al-Nimr.
Riyadh menanggapi dengan memutuskan hubungan dengan Teheran. Pada awal Maret, Pangeran Mohammed mengatakan negaranya dan Iran merupakan, "Tetangga selamanya. Lebih baik bagi kita berdua untuk menyelesaikannya dan mencari cara agar kita bisa hidup berdampingan."
Setelah kedatangannya di kerajaan, Kadhemi melakukan ziarah kecil, yang dikenal sebagai umrah, di kota suci Mekah, menurut gambar yang dirilis oleh kantornya. (AFP/OL-14)
Perang di Jalur Gaza, Palestina, dan ketegangan yang lebih luas di Timur Tengah diperkirakan menjadi perhatian utama pada pertemuan khusus Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Arab Saudi.
Menlu AS Antony Blinken bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah, guna mempercepat kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Arab Saudi mengumumkan pada Minggu (4/3) bahwa mereka akan memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Juni sebagai bagian dari upaya untuk menopang harga.
Arab Saudi menekankan syarat normalisasi hubungan bilateral dengan Israel berupa kemerdekaan negara Palestina.
Berikut lima perubahan menarik lain yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir di Arab Saudi atas kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).
ARAB Saudi tetap tertarik untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah perang di Jalur Gaza, tetapi kesepakatan apa pun harus mengarah pada pembentukan negara Palestina.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
WAKIL Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), bertolak ke Doha, Qatar, pada Kamis (1/8) untuk menghadiri pemakaman tokoh pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
PEMIMPIN Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berjanji akan memberikan hukuman berat dan membalas dendam terhadap Israel akibat pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran.
Indonesia mengecam dibunuhnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, dengan serangan rudal yang ditembakkan drone di kediamannya di Teheran, Iran.
PEMBUNUHAN terhadap Kepala Biro olitik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dapat mengakibatkan perang masif di Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved