Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEORANG anggota senior koalisi Israel memicu kemarahan pada Selasa (14/6) setelah satu rekaman dirilis tentang harapannya ada tombol yang bisa dia tekan untuk mengirim semua warga Palestina di Israel ke Swiss. Wakil Menteri Agama (Wamenag) Matan Kahana, anggota Partai Yamina sayap kanan Perdana Menteri Naftali Bennett, membuat pernyataan itu dalam pidatonya di hadapan para siswa sekolah menengah agama di Efrat, Senin (13/6).
Dalam klip yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik Israel, Kan, Kahana mengatakan, "Jika ada tombol yang bisa saya tekan yang akan membawa semua orang Arab dan menempatkan mereka di kereta ke Swiss, saya akan melakukannya. Tombol seperti itu tidak ada. Rupanya kita ditakdirkan untuk ada di sini (bersama) di tanah ini dalam beberapa bentuk."
Dilansir dari Middle East Eye, mencoba mengklarifikasi pernyataannya di Twitter, Kahana mengatakan, "Berbicara dengan siswa kemarin, saya merujuk bahwa populasi Yahudi dan Arab tidak akan ke mana-mana. Karena itu, kita harus bekerja untuk hidup berdampingan. Koalisi kita merupakan langkah berani menuju tujuan ini. Dalam diskusi yang lebih besar ini, beberapa pernyataan saya diucapkan dengan buruk."
Baca juga: Setengah Penduduk Belanda Yakin Ada Apartheid di Israel dan Palestina
Kata-kata Kahana membawa kritik dari seluruh spektrum politik Israel. "Tidak ada yang pergi, tidak ke Swiss dan tidak ke tempat lain," cuit anggota parlemen Mossi Raz dari Partai Meretz sayap kiri. "Kami tinggal di sini bersama untuk membangun masyarakat yang demokratis dan setara."
Anggota parlemen Eli Avidar, dari partai sayap kanan Yisrael Beiteinu, men-tweet, "Ini pernyataan yang mengerikan. Sayang sekali dikatakan. Orang-orang Arab-Israel ada di sini dan mereka di sini untuk tinggal. Kita harus menyelesaikan sikap seperti ini."
Anggota parlemen Aida Touma-Sliman, dari Daftar Gabungan Arab (Arab Joint List), menulis dalam suatu tweet, "Apel Kahanist tidak jatuh jauh dari pohonnya dan di pemerintahan ini, mereka masih berbicara tentang kerja sama Arab-Israel."
Rekan anggota Joint List Ahmad Tibi berkata, "Ada tombol yang akan membawa Anda dari pemerintah ini dan Knesset. Saya akan segera menekannya."
Baca juga: Iran Yakin Dua Ilmuwannya Mati Diracun Israel lewat Makanan
Menurut media Israel, Kahana menelepon Tibi untuk meminta maaf atas pernyataannya. Namun Tibi menuntut agar dia membuat permintaan maaf publik dan berkata, "Ada konflik, tetapi saya tidak akan pernah mengatakan orang Yahudi harus diangkut dengan kereta api. Itu buruk." (OL-14)
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
WAKIL Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menilai sosok pemimpin biro politik organisasi perlawanan Palestina Hamas Ismail Haniyeh sebagai pejuang kemerdekaan Palestina.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved