Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Konflik Politik Paksa Libya Hentikan Produksi Minyak

Cahya Mulyana
20/4/2022 10:24
Konflik Politik Paksa Libya Hentikan Produksi Minyak
Mustafa Sanalla, kepala Perusahaan Minyak Nasional Libya (NOC), berbicara selama konferensi pers di markas NOC di ibukota Tripoli.(AFP)

PERUSAHAAN minyak nasional Libya (NOC) mengumumkan penghentian produksi ladang minyak terbesar kedua. Kebijakan itu berbanding terbalik dengan usaha untuk bangkit dari hantaman krisis ekonomi.

Penangguhan operasi di ladang minyak Brega, yang memiliki kapasitas ekspor 60.000 barel per hari (bph), menyusul force majeur dan penutupan pelabuhan Zueitina dan beberapa fasilitas utama lainnya di wilayah yang disebut Bulan Sabit Minyak di Libya timur.

NOC, dalam sebuah pernyataan resmi mengatakan keadaan force majeure di sumur minyak Brega karena tidak mungkin untuk mengimplementasikan komitmennya terhadap pasar minyak. NOC membuat keputusan serupa pada untuk ladang minyak utama lainnya, Al-Sharara.

"Sekelompok individu menekan pekerja di ladang minyak Al-Sharara, yang memaksa mereka untuk secara bertahap menutup produksi," katanya.

Instalasi minyak sering diserang atau diblokade oleh kelompok bersenjata yang memegang kekuasaan di Libya. Libya memiliki dualisme pemerintah sejak parlemen menunjuk perdana menteri baru.

Perdana Menteri Libya Abdulhamid Dbeibah bersitegang dengan Perdana Menteri baru Libya sekaligus mantan Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha yang dipilih oleh parlemen.

Kelompok-kelompok yang memblokir ladang minyak menuntut distribusi yang adil dari sisi pendapatan dan transfer kekuasaan ke Bashagha. Libya pun harus merugi karena menghentikan produksi 600.000 barel per hari.

NOC memperingatkan bahwa Libya akan membayar mahal dari keputusan ini. "Pada saat harga minyak pulih secara signifikan karena meningkatnya permintaan global, minyak mentah Libya sedang mengalami gelombang penutupan secara ilegal, yang akan menyebabkan kerusakan serius pada sumur, reservoir dan peralatan di permukaan. peluang perbendaharaan negara dengan harga yang mungkin tidak terulang selama beberapa dekade mendatang," katanya.

NOC adalah salah satu dari sedikit lembaga di negara bermasalah yang tetap utuh dan sebagian besar netral sejak pemberontakan yang didukung NATO 2011 yang menggulingkan penguasa Libya Moamer Kadhafi. Pendapatan minyak sangat penting bagi perekonomian negara yang memiliki cadangan minyak terbesar di Afrika itu. (France24/OL-13)

Baca Juga: Minyak Dunia Turun 5 persen Usai IMF Sebut Inflasi Bakal Tinggi



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya