Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEORANG karyawan media televisi Channel One di Rusia, Marina Ovsyannikova mengkampanyekan perdamaian dan antiperang. Pesan yang dituliskan di atas semeblar kertas itu dijadikan latar belakang program berita utama.
Marina merupakan seorang editor Channel One. Ia sengaja berdiri di belakang pembaca berita saat program berita utama sambil membentangkan tulisan tersebut.
Dilansir dari The Guardian, Selasa (15/3). Marina menyampaikan pesan hentikan perang dalam bahasa Inggris. Ia juga menulis dalam bahasa Rusia yang berbunyi katakan tidak untuk berperang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu tentang tujuan perang.
Protes yang dilakukan Marina berlangsung beberapa menit beriringan dengan pembacaan berita dan berakhir saat rekaman ditayangkan. Ia juga mengaku malu karena tempatnya bekerja menyebarkan propaganda untuk mendukung kehendak pemerintahnya menyerang Ukraina.
"Sayangnya, selama beberapa tahun saya bekerja di Channel One dan mengerjakan propaganda Kremlin, saya sangat malu dengan ini sekarang. Malu karena dibiarkan berbohong dari layar televisi," katanya. "Malu bahwa saya membiarkan zombifikasi orang-orang Rusia. Kami diam pada tahun 2014 ketika ini baru saja dimulai. Kami tidak keluar untuk memprotes ketika Kremlin meracuni (pemimpin oposisi Alexei) Navalny,” ujarnya yang diposting dalam akun media sosialnya.
Usai melayangkan protes itu, Marina dikabarkan telah ditangkap oleh pemerintah Rusia. Marina pun menambah panjang daftar masyarakat Rusia yang ditahan kepolisian lantaran menentang kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sejauh ini sekitar 15.000 orang ditangkap dalam protes antiperang di seluruh Rusia. Sejak menginvasi Ukraina, Rusia telah bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya dan melarang protes serupa di media sosial. (Guardian/OL-13)
Baca Juga: Serangan Mematikan Rusia Guncang Ukraina
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk perang di Gaza.
Pigai selain menemui anak-anak korban perang juga bertemu dengan otoritas Ukraina seperti Ombudsman Anak dan Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Pemimpin-pemimpin G7 mengeluarkan peringatan keras terhadap Tiongkok, menuding dukungan terhadap industri pertahanan Rusia memungkinkan Moskow melanjutkan perang di Ukraina.
Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Moskow.
Vladimir Putin telah menuntut agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah, menarik pasukan lebih jauh ke dalam negaranya sendir.
Protes meletus di beberapa kota Venezuela setelah Nicolás Maduro secara resmi dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden oleh otoritas pemilihan negara.
PP Muhammadiyah mengadakan konsolidasi nasional di kampus Universitas 'Aisyiyah. Acara ini membahas berbagai topik penting, termasuk izin pengelolaan tambang.
Pemerintah Bangladesh memberlakukan jam malam nasional dan memberikan perintah "tembak di tempat" kepada polisi menyusul protes besar yang dipimpin mahasiswa.
Pemkot Yogyakarta dituding kurang memperhatikan nasib pedagang kaki lima (PKL) di Malioboro
Wisatawan yang berkunjung juga menyempatkan diri untuk berbelanja oleh-oleh di Teras Malioboro Dua, yang menawarkan berbagai macam suvenir khas Yogyakarta.
Hamas menyerukan kepada masyarakat dunia untuk melakukan aksi protes terhadap serangan Israel di sekolah al-Awda dekat kota Khan Younis yang menewaskan puluhan warga Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved