Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PRESIDEN Turki Recep Tayyip Erdogan, Selasa (7/9), memberikan tanggapan yang hati-hati kepada pemerintahan Afghanistan yang baru diumumkan oleh Taliban, dengan mengatakan dia akan mengikuti dengan cermat arah masa depan mereka.
Dalam pernyataan pertamanya tentang penunjukan Mullah Mohammad Hassan Akhund sebagai pemimpin Taliban, Selasa (7/9), Erdogan mengatakan dia tidak tahu berapa lama susunan pemerintahan baru saat ini akan bertahan.
"Seperti yang Anda ketahui sekarang, sulit untuk menyebutnya permanen, tetapi kabinet sementara telah diumumkan," kata Erdogan kepada wartawan selama penampilan media bersama dengan Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi yang sedang berkunjung.
Baca juga: PBB Ingin Segera Kirim Bantuan ke Afghanistan Melalui Darat
"Kami tidak tahu berapa lama kabinet sementara ini akan bertahan. Tugas kami sekarang adalah mengikuti proses ini dengan hati-hati," katanya.
Sebelumnya, Selasa (7/9), Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu juga menyuarakan kehati-hatian, dengan mengatakan masyarakat internasional tidak boleh terburu-buru mengakui legitimasi Taliban.
"Tidak perlu terburu-buru," kata Cavusoglu. "Ini adalah saran kami kepada seluruh dunia. Kita harus bertindak bersama dengan komunitas internasional."
Turki telah mengadakan pembicaraan rutin dengan Taliban di Kabul, tempat negara tersebut masih memiliki kehadiran diplomatik, tentang kondisi di mana mereka dapat membantu mengoperasikan bandara ibu kota Afghanistan.
Para pejabat AS mengatakan mereka tidak lagi mengontrol wilayah udara di Afghanistan dan bahwa bandara utama di Kabul, yang direbut militer AS pada Agustus untuk evakuasi, dalam keadaan rusak.
Cavusoglu mengatakan Turki bekerja sama dengan Qatar dan AS dengan syarat bandara dapat dibuka kembali untuk penerbangan reguler yang diperlukan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan, mengevakuasi warga sipil yang terdampar, dan membangun kembali misi diplomatik di Kabul.
Namun, dia mengatakan keamanan tetap menjadi masalah utama, yang menekankan bahwa penerbangan komersial tidak akan pernah dapat dilanjutkan sampai maskapai - dan perusahaan asuransi mereka - merasa bahwa kondisinya cukup aman.
"Dalam pandangan saya, pasukan Taliban atau Afghanistan dapat memastikan keamanan di luar bandara," kata Cavusoglu. "Tapi di dalam, mungkin ada perusahaan keamanan yang dipercaya oleh masyarakat internasional atau semua perusahaan lain."
"Bahkan jika maskapai penerbangan, termasuk Turkish Airlines, ingin terbang ke sana, perusahaan asuransi tidak akan mengizinkannya," tandasnya. (AFP/OL-1)
MENTERI luar negeri Turki pada Rabu (31/7) mengatakan bahwa dengan menghabisi kepala politik Hamas Ismail Haniyeh, Israel juga telah membunuh perdamaian.
KEMENTERIAN Luar Negeri Turki mengatakan genosida yang dilakukan pemimpin kelompok Nazi Jerman Adolf Hitler telah berakhir. Hal serupa juga akan terjadi pada PM Israel Benjamin Netanyahu.
Iwan juga mengatakan sewaktu syuting di Hipodrom Konstantinopel, mereka didatangi pihak keamanan lalu dicecar dengan berbagai pertanyaan terkait tujuan mereka.
Pelatih Turki Vincenzo Montella mengatakan para pemainnya perlu memanfaatkan kekuatan dukungan suporter saat menghadapi Belanda
PEMIMPIN kelompok pejuang Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh mengadakan pembicaraan dengan Qatar, Mesir, dan Turki untuk meninjau perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Demiral mencetak dua gol saat Turki menang 2-1 atas Austria dan memastikan tempat di perempat final untuk menghadapi Belanda.
Erdogan berada di Spanyol dalam kunjungan resminya untuk menghadiri pertemuan puncak ke-8 antara pemerintah kedua negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta negara-negara sekutu Israel menghentikan pasokan senjata
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut gencatan senjata segera.
Turki mengkonfirmasi akan mengirimkan helikopter penyelamat dengan penglihatan malam, 6 kendaraan, dan 32 personel penyelamat pendaki gunung ke Iran.
Erdogan menekankan bahwa Israel tidak boleh membuat fokus dunia teralihkan karena konflik dengan Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved