Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

OKI tidak Ada Normalisasi Sampai Israel Mengakhiri Pendudukan

Haufan Hasyim Salengke
25/8/2020 14:30
OKI tidak Ada Normalisasi Sampai Israel Mengakhiri Pendudukan
Sekretaris Jenderal OKI Yousef Al-Othaimeen(MI/YASIN AKGUL)

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Senin (24/8), menyebut tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Israel sampai negara itu mengakhiri pendudukannya di tanah Arab dan Palestina.

Kata Sekretaris Jenderal OKI Yousef Al-Othaimeen, "Membangun hubungan normal antara negara-negara anggota organisasi dan negara pendudukan Israel tidak akan tercapai sampai akhir pendudukan Israel atas tanah Arab dan Palestina yang diduduki sejak 1967, termasuk al-Quds (Yerusalem)."

Al-Othaimeen menekankan perjuangan Palestina adalah masalah inti bagi OKI.

Inisiatif Perdamaian Arab 2002, lanjutnya, merupakan pilihan strategis, peluang bersejarah, dan rujukan bersama di mana solusi damai, adil, dan komprehensif untuk konflik Arab-Israel harus didasarkan.

Baca juga: 25 Ribu Bayi Palestina tidak Diakui Israel

Inisiatif tersebut yang disahkan pada KTT Arab 2002 di Beirut, mengusulkan pembentukan hubungan normal antara negara-negara Arab dan Israel dengan imbalan penarikan Israel dari semua tanah Arab yang diduduki sejak 1967. Poin lainnya adalah solusi yang adil untuk masalah pengungsi, dan pembentukan sebuah negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.

Namun, pemerintah Israel berturut-turut menolak inisiatif tersebut dan menyerukan perubahan mendasar pada dokumen itu.

Awal bulan ini, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mengumumkan perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan mereka, termasuk membuka kedutaan di wilayah masing-masing.

UEA akan menjadi negara Arab ketiga yang menandatangani perjanjian damai dengan Israel setelah Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994.

Kelompok Palestina mengecam kesepakatan UEA-Israel, dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. (AA/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bude
Berita Lainnya