Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Putin Bertemu Assad, Serukan Proses Politik di Suriah

Irene Harty
18/5/2018 11:22
Putin Bertemu Assad, Serukan Proses Politik di Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad(AFP/Mikhail KLIMENTYEV)

PRESIDEN Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan langka dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kota Sochi, Rusia Selatan pada Kamis (17/5) dan mengatakan keberhasilan militer di Suriah memungkinkan proses politik skala besar yang mengarah pada penarikan pasukan asing dan rekonstruksi negara.

Pertemuan itu terjadi sehari setelah utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, memperingatkan serangan di wilayah Idlib yang dikuasai pemberontak dapat memengaruhi 2,3 juta orang.

"Setelah keberhasilan tentara pemerintah Suriah dalam perang melawan teroris, proses politik dalam skala besar dapat dimulai," kata Putin dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ada diskusi terperinci antara kedua pemimpin itu, yang terakhir bertemu pada Desember di pangkalan militer militer Rusia di provinsi pesisir Suriah, Latakia.

"Dengan dimulainya proses politik dalam fase yang paling aktif, pasukan bersenjata asing akan menarik diri dari wilayah Suriah," ungkap Putin, tanpa menyebutkan pasukan asing mana.

Rusia terlibat dalam perang saudara Suriah sejak September 2015 dengan dukungan militernya tidak hanya menjamin kelangsungan hidup rezim Assad tapi juga mengubah jalannya perang.

Putin juga mengucapkan selamat kepada Assad atas keberhasilan tentara pemerintah Suriah dalam perang melawan kelompok-kelompok teroris.

"Tugas berikutnya, tentu saja, adalah pemulihan ekonomi dan bantuan kemanusiaan bagi orang-orang itu dalam situasi yang sulit," tambah Putin.

Putaran terakhir pembicaraan damai Suriah di Ibu Kota Kazakhstan, Astana, ditutup pada Selasa (15/5) tapi tidak membuat kemajuan konkret untuk mengakhiri konflik tujuh tahun yang menelan biaya 350.000 jiwa.

Rusia, Iran, dan Turki berusaha menyelesaikan konflik dalam pembicaraan yang dimulai tahun lalu di Astana dalam persaingan dengan inisiatif Jenewa yang didukung oleh Amerika Serikat dan PBB.

Dalam pernyataan dari kepresidenan Suriah, Assad menambahkan, "Kami telah mengevaluasi proses politik dan akan memilih kandidat untuk komite konstitusi."

Saran itu juga telah diusulkan pada Januari ketika pertemuan puncak di Sochi, yang akan bekerja dengan PBB.

Menurut pernyataan Kremlin, Assad mengakui stabilitas yang membaik di Suriah dan membuka pintu untuk proses politik yang telah dimulai beberapa waktu lalu.

"Kami tahu itu tidak akan mudah karena beberapa negara tidak ingin stabilitas kembali ke Suriah tapi dengan Anda dan mitra dan teman-teman lainnya, kami akan terus membuat kemajuan yang kuat dalam proses perdamaian," imbuh Assad.

"Berkat keberhasilan militer, kami mengelola untuk menormalkan situasi di negara ini, membuka jalan bagi kembalinya banyak rekan kami," lanjutnya.

Siaran televisi Rusia menyiarkan cuplikan video pendek diskusi kedua pemimpin negara itu.

Pasukan rezim merebut kembali Ghouta dari pemberontak bulan lalu setelah serangan dahsyat yang membuat puluhan ribu orang mengungsi, baik untuk zona yang dikendalikan pemerintah di sekitar Damaskus maupun ke bagian Suriah utara yang dipegang oposisi.

De Mistura saat pertemuan bulanan Dewan Keamanan PBB untuk konflik Suriah, menggambarkan taktik pengeboman di wilayah yang dikuasai pemberontak adalah taktik klasik diikuti dengan negosiasi dan evakuasi massal dari sana.

Namun utusan khusus itu mencatat separuh dari orang-orang di provinsi utara pemberontak Idlib telah melarikan diri dari bagian lain Suriah dan tidak akan punya tempat lain untuk pergi. (AFP/OL-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya