Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Profil Singkat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Tokoh Salafi yang Wafat di Usia 61 Tahun

Reynaldi Andrian Pamungkas
11/7/2024 20:45
Profil Singkat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Tokoh Salafi yang Wafat di Usia 61 Tahun
Berikut profil singkat dari Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas yang wafat di usianya ke 61 tahun(Ist/Tangkapan Layar)

RIBUAN umat Muslim di Indonesia saat ini sedang berduka karena salah satu dari ulama besar di tanah air ini berpulang. Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas wafat di usianya yang ke 61 tahun.

Ustadz Yazid meninggal dunia pada hari ini tanggal 11 Juli 2024 karena sakit selama melaksanakan ibadah haji di Makkah. Lalu Ustadz Yazid pun dimakamkan di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kabar mengenai wafatnya Ustadz Yazid ini pun membuat duka yang mendalam bagi komunitasnya, Salafi. Selain itu ucapan lainnya belasungkawa lainnya pun datang dari ulama sekaligus penceramah Ustadz Khalid Basalamah.

Baca juga : Ustaz Yazid Meninggal, Lembaga dan Tokoh Ucapkan Duka Cita

Ustadz Khalid Basalaman menyampaikan belasungkawanya melalui akun X, yang dimana beliau memberikan doa untuk almarhum Ustadz Yazid.

Selama hidupnya, Ustadz Yazid memiliki banyak karya tulis dan menjadi penceramah diberbagai wilayah di Indonesia.

Berikut Profil Singkat Ustadz Yazid

Ustadz Yazid lahir di Karanganyar, Kebumen, Jawa Tengah pada tahun 1963. Beliau merupakan lulusan dari Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab.

Baca juga : Kasus DBD Naik, Ketua DPRD Minta Pemkot Bogor Turunkan Nakes ke Tiap RT

Selain itu, Ustadz Yazid juga adalah pembina Radio Rodja dan pemilik dari Pondok Pesantren Minhajus Sunnah di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Selain penceramah, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas juga adalah seorang penulis. Beliau banyak menulis buku-buku keagamaan Islam yang ditulis menggunakan bahasa Indonesia.

Saat di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), Ustadz Yazid adalah murid dari Abdur Razaq bin Abdul Mushin al-Abbad yang merupakan seorang ulama besar di Arab Saudi.

Baca juga : Polri Klaim tidak Ada Pertengkaran dengan Tersangka Sebelum Bripda Ignatius Tewas

Selain itu Abdur Razaq juga adalah guru besar di Universitas Islam Madinah. Guru lainnya Ustadz Yazid adalah Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, beliau adalah ulama besar Sunni di Makkah.

Lalu Ustadz Yazid pun membina pondok pesantren di Dramaga, Bogor. Karena Ustadz Yazid sebagai pembina Radio Rodja, beliau disibukan dengan aktivitas mengajar dan narasumber di Radio Rodja tersebut.

Selain itu, kesibukan lainnya Ustadz Yazid selalu menghadiri kagiatan-kegiatan keagamaan, seperti tabligh akbar dan pengajian. Perlu diketahui Abdul Qadir Jawas adalah nama ayah dari Ustadz Yazid.

Baca juga : Tewasnya Bripda Ignatius Disebabkan Kelalaian Saat Keluarkan Senjata

Selain itu dalam channel YouTube RojaTV baru saja mengunggah ceramah sekaligus pesan dari Ustadz Yazid. Dalam ceramahnya Ustadz Yazid memberikan nasihat mengenai kematian.

Dalam ceramahnya, Ustadz Yazid menjelaskan bahwa nasihat yang terbaik untuk manusia agar bisa sadar adalah kematian. Namun walaupun sudah disadarkan dengan adanya kematian biasanya banyak orang yang masih khilaf.

"Nasihat yang paling baik ya kematian itu, yang paling besar nasihat kematian. Karena kita banyak memberikan nasihat kepada orang, kadang-kadang gak sadar orang itu, tetep aja melanggar lagi melanggar lagi. Bahkan membuat doa lebih besar lagi," jelas Ustadz Yazid dikutip dari YouTube RojaTV.

"Lihat sendiri tuh mayit itu terwujud nggak bisa melakukan apa-apa lagi dia, itu nasihat yang paling baik ya kematian. Dan kita nasihati banyak orang di sekitar kita yang meninggal. Orang yang bahagia dinasihati oleh orang lain," sambungnya.

Ustadz Yazid pun memberikan contoh, banyak orang di sekitar kita yang meninggal dunia. Pelajaran tersebut harus bisa diambil karena hidup hanya satu kali dan harus bersyukur terhadap semua yang sudah diberikan oleh Allah SWT.

"Banyak tetangga kita, teman kita, orang lain yang dia meninggal dunia, itu nasihat buat kita agar kita ini bertaubat kepada Allah, agar kita kembali kepada Allah, agar kita melaksanakan tauhid menjauhkan syirik, melaksanakan lima waktu berjamaah dan lainnya. Amal-amal soleh, bersedekah berinfaq, karena kita tidak tahu kehidupan seseorang," jelas Ustadz Yazid.

"Kita dikasih waktu oleh Allah kita bisa ke Masjid bisa ngaji, bisa nuntut ilmu bisa apa asa, ini masya Allah nikmat dari Allah, gunakan kesempatan ini untuk melakukan kebajikan sebanyak-banyaknya dan jauhkan perbuatan maksiat," katanya. (Z-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya