Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah Utojo Lubiantoro mengatakan kasus kematian mendadak atlet bulu tangkis Tiongkok menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya alat AED (Automated External Defibrillator) sebagai pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa.
"Ketika seorang atlet mengalami kolaps, alat tersebut langsung dapat mendeteksi kelainan irama jantung yang terjadi, sehingga penanganan yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah kematian pada atlet tersebut," kata dokter lulusan Universitas Indonesia itu dalam wawancara daring, Rabu (3/7).
Utojo mengatakan alat ini perlu ada di setiap fasilitas umum, terlebih pada fasilitas olahraga yang kerap mengadakan turnamen dengan intensitas tinggi.
Baca juga : Terpapar Polusi Udara Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung
Alat yang ditempel pada tubuh pasien ini berfungsi sebagai rekam jantung EKG yang bisa mendeteksi bagaimana ritme jantung pasien sehingga petugas kesehatan bisa menganalisa langkah penanganan selanjutnya.
Jika ada gangguan pada irama jantung, harus dilakukan kejut jantung dengan defibrillator untuk kasus fibrilasi dan ventrikel takikardi.
Namun, jika detak jantung flat, langsung dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) untuk memberikan oksigen pada jantung.
Baca juga : Atlet China Zhang Zhi Jie Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung, Mengapa Bisa Terjadi?
"Tidak semua aritmia di kejut listrik, hanya fibrilasi atau ventrikel takikardi, kalau flat baru RJP, masuk alat bantu nafas, ventilator seterusnya, itu hanya berlaku 5-10 menit pertama," jelas Utojo.
Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa, karena jika lewat dari itu, akan terjadi kerusakan otak dan kematian batang otak.
Jika dalam situasi darurat di tempat umum menemukan seseorang yang jatuh pingsan mendadak, Utojo menyarankan untuk melakukan deteksi kedaruratan seperti mengecek denyut nadi, dan menggunakan alat AED untuk deteksi irama jantung.
Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) itu juga menyarankan atlet muda melakukan skrining jantung secara rutin untuk memastikan tidak ada kelainan jantung yang dapat menyebabkan kematian. (Ant/Z-1)
HENTI jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah keadaan saat aktivitas jantung mendadak terhenti akibat gangguan irama Jantung dan dapat menyebabkan kematian.
Keterampilan bantuan hidup dasar (BHD) perlu dipelajari. Sebab, BHD berperan penting sebagai pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti jantung.
Pertolongan pertama pada kasus gawat darurat dapat diberikan oleh siapa saja yang terlatih untuk melakukan pertolongan bahkan oleh orang awam sekalipun.
Atlet bulu tangkis muda asal Tiongkok, Zhang Zhi Jie, meninggal dunia setelah dirinya tiba-tiba jatuh di tengah lapangan saat megnikuti Kejuaraan Bulu Tangkis Asia Junior di Yogyakarta.
Golden time untuk pertolongan korban henti jantung mendadak adalah kurang dari 10 menit sehingga diperlukan alat yang dapat membantu memberikan pertolongan terbaik.
Penyebab penyakit jantung secara umum dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yakni kelompok umur muda di bawah 40 tahun dan kelompok umur tua di atas 40 tahun.
Penanganan cath lab untuk dilakukan kateterisasi jantung yang bertujuan membuka sumbatan pembuluh darah jantung.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan dukacita atas berpulangnya dokter spesialis ortopedi Helmiyadi Kuswardhana saat menunaikan tugas pelayanan.
Seseorang yang memilih tidak berolahraga rutin karena merasa sudah mendapatkan perasaan letih dari aktivitas pekerjaannya justru rentan terkena berbagai penyakit.
Meskipun riwayat penyakit jantung dan faktor risiko yang jelas meningkatkan kemungkinan serangan jantung, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved