Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Perut begah atau perut kembung adalah kondisi di mana perut terasa penuh, keras, dan sering disertai dengan rasa tidak nyaman. Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan gejala ini.
Berikut adalah lima kondisi yang sering kali dihubungkan dengan perut begah:
Sindrom Iritasi Usus, atau IBS, adalah gangguan umum yang mempengaruhi usus besar. IBS bisa menyebabkan kembung, gas, diare, dan sembelit. Gejala perut begah pada IBS sering kali memburuk setelah makan besar atau makanan tertentu yang sulit dicerna.
Baca juga : Universitas di Jepang Kembangkan AI untuk Obat Asam Lambung
Menurut pakar kesehatan, penderita IBS sering merasa perut mereka penuh gas, yang disebabkan oleh fungsi usus yang tidak normal. Mengelola diet dan stres dapat membantu mengurangi gejala.
Dispepsia, atau gangguan pencernaan, adalah istilah umum untuk berbagai masalah pencernaan yang menyebabkan perut begah, nyeri, atau ketidaknyamanan di bagian atas perut. Dispepsia sering disebabkan oleh makan terlalu cepat, makan berlebihan, atau mengonsumsi makanan berlemak dan pedas.
Pengobatan biasanya melibatkan perubahan pola makan dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat.
Baca juga : Cara Mengatasi Asam Lambung Naik Tanpa Obat
Intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh tidak dapat mencerna laktosa, gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu. Ini dapat menyebabkan kembung, diare, dan gas setelah mengonsumsi produk susu. Pakar kesehatan menjelaskan bahwa intoleransi laktosa terjadi ketika usus kecil tidak memproduksi cukup enzim laktase.
Menghindari produk susu atau menggunakan laktase tambahan dapat membantu mengurangi gejala.
Penyakit celiac adalah gangguan autoimun di mana konsumsi gluten merusak usus kecil. Gejala termasuk kembung, diare, dan nyeri perut. Penyakit celiac memerlukan diagnosis yang tepat dan pengelolaan melalui diet bebas gluten untuk menghindari gejala dan komplikasi serius.
Baca juga : Guru Besar FKUI Beri Solusi Atasi Nyeri Seperti yang Dialami Ardhito Pramono
GERD adalah kondisi di mana asam lambung sering naik kembali ke kerongkongan, menyebabkan mulas dan kembung. GERD sering diobati dengan perubahan gaya hidup, seperti menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil, dan menghindari makan sebelum tidur, serta penggunaan obat-obatan untuk mengurangi asam lambung.
Jika Anda sering mengalami perut kembung, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Gejala perut begah bisa menjadi tanda dari berbagai kondisi yang memerlukan perhatian medis.
Tetap jaga kesehatan dan sampai jumpa di artikel kesehatan berikutnya! (Z-10)
Konsultan Gastrohepatologi Frieda Handayani, menyoroti pentingnya penanganan IBS atau sindrom iritasi usus besar pada anak serta strategi untuk mengurangi gejalanya.
Dokter Spesialis Anak-Konsultan Gastrohepatologi lulusan Universitas Indonesia Frieda Handayani menjelaskan tentang IBS atau sindrom iritasi usus besar pada anak
Tanaman herbal dan sejumlah tindakan dapat meredakan perut kembung.
Ingin menikmati kopi tanpa rasa sakit pada perut? Simak tips berikut.
Salah satu penyebab sakit perut setelah makan buah adalah karena tubuh kesulitan mencerna fruktosa
Dalam dunia kesehatan dan pengobatan tradisional, madu dan kunyit telah lama dikenal sebagai bahan alami yang memiliki banyak manfaat.
Tren makanan viral yang digemari generasi Milenial dan Gen Z patut diwaspadai dampaknya terhadap kesehatan lambung. Hal ini disampaikan oleh dokter gizi Putri Sakti Dwi Permanasari.
Makanan-makanan yang sedang viral memang menggugah selera, tetapi berpotensi meningkatkan risiko gastritis atau peradangan lambung.
Seperti yang diajarkan sejak sekolah dasar, seseorang harus mengunyah makanan setidaknya 32 kali untuk memastikan makanan menjadi lebih halus sebelum masuk ke dalam lambung.
Penelitian terbaru menunjukkan obat untuk mengatasi diabetes dan obesitas, dapat meningkatkan risiko kelumpuhan lambung (gastroparesis).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved