Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kemenag Kembangkan Aplikasi Pencari Jemaah Haji yang Hilang

Heryadi
28/3/2024 09:35
Kemenag Kembangkan Aplikasi Pencari Jemaah Haji yang Hilang
Kementerian Agama (Kemenag) mengembangkan teknologi digital untuk mencari jemaah haji yang hilang.(Dok.MCH)

KEJADIAN jemaah haji hilang selalu terjadi di tiap musim haji. Guna meminimalkan jemaah yang hilang, Kementerian Agama (Kemenag) mengembangkan teknologi digital untuk mencari jemaah haji yang hilang.

Untuk pengembangan teknologi ini, Kemenag menggandeng pakar teknologi informasi yang bermukim di Singapura dan pernah dipuji Presiden Joko Widodo, Ainun Nadjib.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat penutupan Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) , Rabu (27/3) mengatakan Kemenag ingin mengadaptasi dengan proses transformasi digital di Arab Saudi. 

Baca juga : Menag Minta Forum Mudzakarah Dapat Membahas Tuntas Terkait Istitha’ah

"Ketika kita menemukan jamaah yang tersesat sebagian besar lansia, sehingga petugas utamanya linjam (perlindungan jemaah) yang paling repot mencari jemaah (yang hilang tersebut),"" ungkap Menag saat penutupan Bimbingan Teknis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Rabu (27/3).

Gus Men, sapaan akrab Menag, mengatakan di mana tempat berpotensi terjadi jamaah hilang baik di Mekkah, saat wukuf atau di Madinah.

Gus Men melanjutkan saat ini Kemenag sedang mengembangkan platform digital untuk bisa mencari jamaah yang hilang dengan lebih cepat. "Kami pas di Saudi sudah siap memberikan bantuan teknologi," ujar Gus Men.

Baca juga : Menag Yaqut: Masa Tinggal Jemaah Haji akan Dipersingkat

Menurut Gus Men Kemenag menggunakan platform bersama pakar teknologi informasi Ainun Nadjib. "Saya minta saudara Ainun mengembabgkan aplikasi yang berbasis pada jemaah. Karena aplikasi ini berbasis jemaah, berbeda dengan yang sekarang yang berbasis pada petugas," imbuhnya.

Gus Men menambahkan selain mencari jemaah yang hilang, pembuatan aplikasi tersebut juga lantaran Kemenag belum punya platform mengenai apa yang terjadi pada jemaah, semisal ada masalah konsumsi maka petugas bisa dengan cepat melakukan tindakan. 

"Kita masih ingat kejadian musdalifah, itu bisa diantisipasi dengan cepat," ujarnya.

Baca juga : 77 Jemaah Haji Indonesia Masih Dirawat, 1 Jemaah Belum Ditemukan

Pada musim haji tahun lalu, saat berada di Muzdalifah dan hendak menuju Mina, ribuan jemaah haji terlantar masih menunggu bus jemputan.

Menurut Menag, nantinya ketika aplikasi jadi para petugas haji harus bisa menguasai aplikasi tersebut.

Sebelumnya, Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) Kolonel Laut Harun Ar Rasyid mengatakan berkaca pada tahun lalu pihaknya harus menyusuri seluruh rumah sakit dan setiap sudut kota untuk mencari jemaah yang hilang. Pihaknya, kata dia, terus mencari hingga hari terakhir kepulangan. 

"Hingga saat ini satu jemaah yang hilang belum ditemukan. Meski keluarga jemaah sudah mengikhlaskan tapi kami masih belum puas, " ujarnya. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya