Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis bedah saraf RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Mohamad Saekhu mengatakan individu yang mengalami nyeri tulang belakang patutnya beraktivitas seperti biasa supaya tubuh tidak melemah, apalagi jika nyeri hanya sementara.
"Kalau mengalami nyeri tulang belakang, usahakan tetap aktif dan jangan istirahat; nyerinya bisa dikurangi dengan obat-obatan," kata Saekhu, dikutip Senin (20/11).
Nyeri pada tulang belakang pasti pernah dialami semua orang setelah melakukan kegiatan yang menguras tenaga atau karena kejadian tertentu, dan dalam sebagian besar kasus reda dengan sendirinya atau dengan obat parasetamol.
Baca juga: Deteksi Dini, Kunci Keberhasilan Penanganan Skoliosis
Saekhu mengatakan nyeri terjadi karena tulang belakang tidak mampu menopang tubuh. Namun, karena otot dalam tubuh juga berperan dalam menopang tubuh, nyeri tidak akan muncul apabila otot kuat.
Nyeri tulang belakang bisa pula muncul karena penyebab yang lebih parah, seperti kecelakaan, penyakit penuaan atau degenerasi, infeksi, ataupun tumor yang akan ditentukan oleh diagnosis medis.
Ia mengatakan, pertolongan medis baru diperlukan apabila nyeri tersebut tidak kunjung hilang bahkan setelah mengonsumsi obat-obatan. Tenaga medis kemudian akan memeriksa apakah nyeri tersebut adalah karena masalah otot, tulang, atau justru merupakan gejala penyakit.
Baca juga: Kesemutan, Mati Rasa, dan Gangguan BAB Bisa Jadi Gejala Saraf Kejepit
Selain itu, ia berkata tidak ada pantangan aktivitas, termasuk aktivitas olahraga, bagi individu yang mengalami nyeri tulang belakang karena aktivitas sehari-hari justru harus diupayakan dijalani seperti biasa.
Aktivitas secara normal itu bahkan juga harus diupayakan bagi individu yang akan dan sudah menjalani operasi tulang belakang untuk mempertahankan kekuatan otot dan tulang.
"Tidak ada (aktivitas) yang harus dihindari, yang harus dihindari justru tidur-tiduran terus," kata ,Saekhu yang meraih gelar doktornya di Universitas Indonesia itu.
Meski tidak ada pantangan olahraga, Saekhu mengatakan, harus dipastikan olahraga tersebut adalah yang membuat otot kuat dan tidak menimbulkan beban hentakan yang terlalu besar pada tulang belakang. (Ant/Z-1)
Seperti, mendadak sakit pada perut bagian kiri bawah. Hal tersebut ternyata ada penyebabnya dan tanpa disadari sudah terjadi serta berada lama di dalam tubuh.
Hipnoterapi adalah kondisi untuk membuat pasoen rileks dengan menembus filter dari alam sadar atau alam bawah sadar.
Dokter spesialis neurologi lulusan Universitas Sumatera Utara Dwi Pujiastuti menegaskan bahwa dukungan dan pemahaman dari rekan kerja sangatlah penting bagi kesehatan penderita migrain.
Jika tidak diobati, usus buntu yang meradang akan pecah, menumpahkan bakteri dan kotoran ke dalam rongga perut atau bagian tengah tubuh Anda yang menahan hati, perut, dan usus.
Obat antinyeri seperti ibuprofen dan allopurinol adalah obat yang sangat merusak ginjal.
Faktor risiko kanker pankreas adalah usia, obesitas, tinggi lemak, diabetes melitus, merokok, alkohol, radang pankreas, dan faktor genetik.
Skrining perlu dilakukan dua kali. Pertama, pada usia 10 tahun. Kedua, saat anak berusia 12 tahun.
Rutinitas berjalan kaki secara teratur bisa sangat efektif untuk mencegah kambuhnya nyeri punggung.
Skoliosis lebih sering terjadi 85% pada usia muda, terutama kepada perempuan menjelang menstruasi pertama atau sekitar usia 10 tahun ke atas.
Saraf terjepit bisa disebabkan dari banyak faktor mulai bantalan tulang belakang yang pecah menjepit saraf, atau karena bantalan tulang belakang yang menipis karena faktor usia.
Studi dari SGH dan NNI mengungkap perkembangan skoliosis idiopatik remaja (AIS) lebih dipengaruhi faktor otak daripada tas berat atau postur buruk.
Persetujuan kontrak itu menjadi bukti kemanjuran Prosedur Discseel, pendekatan non-bedah untuk mengobati nyeri punggung bawah kronis, linu panggul, herniasi diskus, degenerasi diskus
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved