Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEEKOR echidna yang telah punah selama enam dekade telah ditemukan kembali di pegunungan Papua, Indonesia, dalam sebuah ekspedisi yang juga menemukan udang jenis baru yang hidup di pohon.
Hewan bernama latin Zaglossus Attenboroughi, sejenis echidna yang berparuh panjang yang diberi nama sesuai nama penemunya asal Inggris David Attenborough, terakhir kali terlihat pada 1961.
Echidna aktif di malam hari dan pemalu, sehingga sulit ditemukan pada saat terbaik, dan echidna berparuh panjang Attenborough belum pernah tercatat di luar Pegunungan Cyclops yang sangat terpencil di wilayah Papua.
Baca juga : 161 Labi-Labi Moncong Babi Dilepaskan di Hutan Adat Kampung Nayaro
"Hewan ini adalah sisa-sisa terakhir dari garis keturunan hewan purba, jelas James Kempton," ahli biologi dari Universitas Oxford yang memimpin ekspedisi tersebut.
Menurut dia hewan ini tampak berbeda dari mamalia lain karena merupakan anggota monotremata, kelompok bertelur yang terpisah dari mamalia lainnya sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Tim ilmuwan dan ahli dari Inggris dan Indonesia memerlukan waktu empat minggu dan 80 kamera tersembunyi untuk menemukan ekidna tersebut. Pada hari terakhir dan dalam kartu memori terakhir dari perjalanan tersebut, makhluk tersebut muncul.
Baca juga : Hari Keanekaragaman Hayati, BBKSDA Papua Lepasliarkan 38 Satwa
Rekaman hitam-putih yang hanya berdurasi beberapa detik saja menunjukkan makhluk yang agak canggung itu berjalan-jalan di semak-semak. “Penemuan ini merupakan hasil kerja keras dan perencanaan selama tiga setengah tahun,” kata Kempton.
Tim ini sangat bergantung pada bimbingan dari masyarakat setempat, yang membantu mereka melewati medan yang sulit dan memberi mereka akses ke area yang dianggap suci.
Selain echidna, tim juga menemukan sejenis burung pemakan madu yang tidak tercatat sejak 2008, dan sejumlah spesies bawah tanah yang baru bagi ilmu pengetahuan.
Baca juga : BBKSDA Papua Lepasliarkan Kakatua, Nuri, Mambruk, Kasuari, Pelandu, Endemik Papua di Hutan Adat Isyo
Termasuk pula laba-laba buta, pemanen buta, dan kalajengking cambuk semuanya tercatat dalam sistem gua yang sebelumnya belum dijelajahi. Semuanya hanya terungkap ketika seorang anggota tim terjatuh melalui pintu masuk yang tertutup lumut.
Di antara temuan yang lebih tidak biasa adalah jenis udang baru yang hidup di pohon. "Kami cukup terkejut menemukan udang ini di jantung hutan,” kata Ahli Entomologi Utama Tim Ekspedisi ini Leonidas-Romanos Davranoglou.
Penemuan ini terjadi meskipun kondisinya berbahaya hingga membuat lengan Davranoglou patah dan peneliti lain dihinggapi lintah di matanya selama satu setengah hari sebelum dipindahkan ke rumah sakit.
Terlepas dari semua kesulitan yang dihadapi, Kempton menggambarkan lanskap hutan di gunung tersebut sebagai sesuatu yang ajaib. Dia berharap temuan mereka akan menyoroti betapa pentingnya konservasi wilayah tersebut dan sisa hutan Indonesia di tempat lain.
“Hutan hujan tropis merupakan salah satu ekosistem terestrial yang paling penting dan paling terancam,” kata Davranoglou. (AFP/Z-4)
Korban bernama ABDUL MUZAKIR, lahir di Lendang Nangka, 21 Juni 1992, beragama islam, beralamat di jalan paradiso distrik dekai, kabupaten yahukimo dan berkerja sebagai supir truk.
BMKG memprediksi adanya bibit siklon tropis berkekuatan 95W yang terdeteksi di Samudra Pasifik Utara Papua
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
1.000 peserta didik SD-SMP Provinsi Papua terima program Indonesia Pintar
Wilayah Pantai Timur, Sarmi, Papua, diguncang gempa tektonik dengan kekuata 5,3 magnutudo, pada Rabu (24/7) pukul 07.22.09 WIB. Itu tidak berpotensi tsunami.
Presiden Joko Widodo meninjau secara langsung Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran kedua di Posyandu Rawajali III, Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (23/7).
Upaya-upaya untuk menurunkan bahasa Jawa dari generasi ke generasi tentu saja harus dilakukan agar tidak punah ditelan zaman.
IUCN menetapkan status punah pada ikan pari jawa sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia.
Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam KLHK Satyawan Pudyatmoko mengungkapkan ikan pari jawa kemungkinan besar sudah tergolong langka sejak lama.
Banyak kejahatan yang menimpa satwa liar, guna memperingati tersebut hari Konservasi Kehidupan Liar Sedunia menjadi pengingat setiap 4 Desember.
ICW menetapkan batasan jumlah dan ukuran paus komersial yang boleh dibawa, memberi batasan kawasan tertentu, serta dilarang menangkap atau memburu paus betina.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan hampir punahnya Natoni dan Bonet asal NTT. Misalnya karena perpindahan penduduk, kawin campur, serta tidak adanya pembelajaran bahasa daerah di sekolah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved