Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BAGI pengelola apotek maupun klinik, memesan stok produk obat kerap kali menjadi pekerjaan yang merepotkan. Harus menghubungi para distributor farmasi, membuat surat-surat pemesanan, menunggu repons mereka, lalu kadang harus mengubah pemesanan saat produk yang dibutuhkan sedang kosong/tidak tersedia.
Proses ini sering kali memakan waktu berhari-hari, mengingat apotek tidak dapat melihat ketersediaan produk secara langsung. Selain itu, untuk mendapatkan diskon yang besar, apotek/klinik perlu melakukan proses negosiasi yang panjang dengan para distributor.
Namun kini, dengan bantuan teknologi, semua kerepotan itu bisa diatasi. Teknologi itu dihadirkan melalui kolaborasi VMedis dan Tetama. VMedis adalah aplikasi manajemen apotek dan klinik dengan jaringan terbesar di Indonesia. Adapun Tetama merupakan distributor farmasi (Pedagang Besar Farmasi/PBF) online terlengkap pertama di Indonesia.
Baca juga: Gandeng Dua Universitas, Apotek Wellings Kembangkan Kualitas SDM Farmasi
“Menggabungkan software VMedis dan API (Application Programming Interface) milik Tetama, distribusi dan manajemen produk kesehatan kini dapat terintegrasi secara cepat dan tepat. Kami menawarkan inovasi one-click purchase, yang membantu apotek dan klinik untuk memenuhi permintaan ketersediaan obat secara instan dan akurat.
Dengan demikian, pengelola apotek maupun klinik dapat mengisi stok produk dari berbagai manufaktur secara lebih mudah, tanpa perlu membuat banyak surat pemesanan,” ujar Natali Ardianto, Co-founder Tetama, pada peresmian kerja sama VMedis dan Tetama di Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Tak hanya itu, lanjut Natali, apotek juga bisa mendapatkan diskon langsung tanpa perlu negosiasi yang panjang. Tidak perlu lagi melakukan konfirmasi ketersediaan barang secara manual, karena informasi tersebut dapat diakses secara transparan. Pasca-pembelian, apotek dan klinik dapat melacak pengiriman produk secara real-time, dengan jaminan pengiriman yang cepat, tepat, dan aman. “Semua fitur ini dapat diakses melalui API milik Tetama, yang menjadi fitur unggulan dalam kerja sama Tetama dan Vmedis,” imbuh Natali.
Tingkatkan Efisiensi dan Akses
Lebih lanjut Natali menjelaskan, dengan teknologi canggih dan sistem otomatisasi, kerja sama Tetama dan Vmedis menghubungkan produsen, distributor, dan penyedia layanan kesehatan dalam satu ekosistem yang efisien. Jaminan stok lengkap diberikan oleh Tetama, mulai dari obat resep (ethical), obat yang dijual bebas (OTC), suplemen, vaksin, produk kecantikan, hingga fast moving consumer good (FMCG). Saat ini, Tetama telah mengantongi sertifikat Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB), Cold-Chain Product (CCP), BPOM, Alat Kesehatan, dan obat lainnya demi menjaga kualitas produk yang optimal selama proses distribusi.
Baca juga: Komentari Jastip Obat, Ini Empat Peringatan Kemenkes
Pada kesempatan sama, CEO Vmedis Ahmad Siddiq, mengungkapkan apresiasinya atas kerja sama ini. “Dengan langkah signifikan ini, Vmedis dan Tetama bersatu untuk menciptakan transformasi di sektor farmasi. Solusi one-click purchase ini bukan hanya tentang efisiensi, tapi juga tentang memberikan akses yang lebih luas dan cepat terhadap distribusi produk kesehatan. Semoga, kerja sama ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membantu bisnis farmasi di Indonesia untuk meningkatkan kemudahan akses terhadap obat-obatan,” ucapnya.
Ahmad menambahkan, saat ini VMedis telah digunakan oleh lebih dari 2.900 apotek dan klinik di Indonesia. Kemampuan Vmedis sebagai software dengan fitur stok dan pengadaan anti-bocor (pencegah kecurangan) semakin memperkuat manfaat yang bisa didapatkan oleh apotek dan klinik.
“Kerja sama Tetama dan VMedis adalah langkah besar menuju ekosistem kesehatan yang lebih praktis, dengan solusi pemesanan produk hanya dalam satu klik. Kami bertekad untuk membantu apotek, klinik dan rumah sakit meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam proses pembelian produk farmasi," pungkas Natal. (Nik/S-4)
Obat generik memiliki kualitas produk yang setara obat paten. Produksinya mengikuti standar internasional, Good Manufacturing Practises (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
PENGURUS Harian YLKI Agus Sujatno mengatakan upaya komunikasi terkait harga obat di pasaran oleh pemerintah kepada produsen alat kesehatan dan industri farmasi harus diapresiasi
Dosen Pascasarjana Teknik Biomedis Universitas Indonesia Ahyahudin Sodri melihat industri farmasi dan alat Kesehatan Tanah Air masih menghadapi banyak kendala.
Presiden Jokowi Instruksikan Menkes Budi Gunadi Sadikin untuk mencari formulasi yang tepat agar harga alat-alat kesehatan dan obat-obatan bisa lebih murah
Pendapatan Indofarma sebesar Rp524 miliar pada 2023 tercatat turun sebesar 54,2% pendapatan 2022 yang mana pada waktu itu berada di angka Rp1,1 triliun.
Pada sektor farmasi, saat ini bahan baku obat-obatan sebanyak 90% masih diimpor.
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved