Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PAPRIKA atau Capsicum annuum merupakan jenis buah yang sering diolah sebagai sayuran. Buah ini masih berkerabat dekat dengan cabai dan tomat. Paprika dikenal sebagai salah satu makanan sehat karena mengandung beragam jenis nutrisi. Apa saja nutrisi dan kandungan paprika? Simak di artikel ini.
Paprika memiliki berbagai kandungan nutrisi di dalamnya. Berikut kandungan nutrisi dalam 6,8 gram paprika yang masih mentah:
• Kalori: 19 kkal
• Protein: kurang dari 1 gram
• Lemak: kurang dari 1 gram
• Karbohidrat: 4 gram
• Vitamin A: 19 persen kebutuhan harian
• Zat besi: 8 persen kebutuhan harian
• Vitamin E: 13 persen kebutuhan harian
• Serat: 2 gram
• Vitamin B6: 9 persen kebutuhan harian
Selain itu, makanan sehat ini juga mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Antioksidan utama dalam sayuran ini adalah karotenoid, serta ada juga capsantin, zeaxanthin, dan lutein.
Sayuran ini juga mengandung mineral lain yang baik untuk kesehatan tubuh, seperti kalsium, potasium, hingga fosfor.
Karena kandungan gizinya yang beragam, ada banyak manfaat paprika bagi kesehatan tubuh yang bisa diperoleh, antara lain:
Paprika mengandung antioksidan lutein dan zeaxanthin, serta aneka vitamin yang dapat menjaga kesehatan mata, seperti vitamin A dan vitamin E. Kandungan paprika tersebut dapat mencegah kerusakan sel retina mata dan mengurangi risiko terjadinya katarak.
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini ditandai dengan gejala tubuh yang mudah lelah, kulit pucat, mata berkunang-kunang, dan sesak napas.
Untuk mencegah terjadinya anemia, Anda dapat mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, folat, dan vitamin B12. Ketiga kandungan tersebut juga dapat Anda peroleh dari paprika.
Paprika juga kaya akan vitamin C. Vitamin ini dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh, sehingga produksi sel darah selalu tercukupi dan mencegah Anda dari risiko anemia atau kurang darah.
Paprika mengandung banyak antioksidan dan senyawa capsaicin, yaitu zat yang memberikan rasa pedas pada paprika dan cabai, serta rempah-rempah lainnya. Kandungan tersebut diketahui baik untuk mengurangi peradangan.
Kandungan antioksidan seperti beta karoten, lutein, zeaxanthin, dan vitamin C di dalam paprika terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.
Inilah sebabnya mengapa pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang kaya antioksidan, termasuk paprika, dapat mengurangi risiko kanker.
Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan efek konsumsi paprika dalam pencegahan penyakit kanker.
Selain mengurangi peradangan, kandungan capsaicin pada paprika dan cabai juga dianggap dapat membantu menurunkan berat badan. Ini berkat efek capsaicin yang dapat meningkatkan metabolisme, sehingga kalori dan jaringan lemak yang dibakar lebih banyak.
Selain itu, paprika juga banyak mengandung serat, sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama. Dengan demikian, dorongan untuk makan berlebih atau sering ngemil akan berkurang.
Namun, Anda tidak bisa hanya mengandalkan paprika untuk menurunkan berat badan. Berat badan ideal perlu dicapai dengan pola hidup sehat, yaitu rutin berolahraga dan mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori.
Kandungan antioksidan dalam paprika juga dapat mengurangi risiko terjadinya penyumbatan di pembuluh darah jantung, sehingga aliran darah bisa tetap lancar. Efek ini menjadikan paprika bermanfaat sebagai salah satu makanan yang baik untuk mencegah penyakit jantung.
Beberapa manfaat di atas menunjukkan bahwa paprika sangat baik untuk kesehatan tubuh. Namun, pada sebagian orang, paprika mungkin bisa menyebabkan alergi. Akan tetapi, kasus alergi terhadap paprika tergolong sangat jarang terjadi.
Untuk mendapatkan manfaat paprika, Anda dapat mengolahnya menjadi campuran berbagai masakan, seperti tumis daging, telur dadar, atau sebagai topping pada pizza. Selain dikonsumsi sebagai makanan, paprika juga tersedia dalam bentuk suplemen ekstrak paprika.
Jika kondisi kesehatan tubuh Anda baik, tidak ada salahnya untuk menjadikan paprika sebagai salah satu tambahan dalam menu makan Anda sehari-hari. (Z-10)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
MENGETAHUI bayi Anda sudah kenyang merupakan salah satu kunci utama dalam memberikan perawatan terbaik bagi si kecil.
Ingin si kecil tumbuh tinggi? Pastikan ia mendapat asupan nutrisi yang lengkap, cukup tidur, dan aktif bergerak.
Menjaga kesehatan anak adalah hal penting yang harus selalu dilakukan para orangtua. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga kebersihan, termasuk makanan dan alat makan.
Keseimbangan antara nutrisi dan stimulasi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, karena hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan otak.
Fenomena picky eater atau sikap anak memilih-milih makanan dapat memberikan sejumlah dampak buruk bagi tumbuh kembang mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved