Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEPALA Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikbudristek, Aminudin Aziz membeberkan sejumlah kendala pelestarian aksara daerah di Indonesia.
Aminudin menyebutkan, sebagai kendala pertama pelestarian aksara daerah adalah tidak semua guru bahasa daerah memiliki kemampuan menulis aksara bahasa daerah.
"Kesulitan ini kami tangani dengan melibatkan para pegiat, sastrawan, atau budayawan yang memiliki kemampuan menulis aksara daerah menjadi bagian dari program revitalisasi bahasa daerah (RBD)," terang Amin kepada Media Indonesia, Senin (4/9).
Baca juga : Bahasa Suku Kaili Perlu Dilestarikan Agar Tidak Punah
Sebagai kendala kedua, ungkap Aminudin, banyaknya para penutur banyak yang beranggapan bahwa aksara daerah sudah tidak fungsional lagi, kemudian tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan tidak punya prospek ke depannya.
"Kendala ini kami tangani dengan memberikan pemahaman tentang makna dan manfaat memiliki kemampuan menulis aksara daerah, termasuk peluang ekonomi ke depannya," tandasnya.
Baca juga : Bahasa Daerah dalam Himpitan Zaman
Selama ini, Aminudin mengatakan, pelestarian aksara daerah menjadi bagian tidak terpisahkan dari program revitalisasi bahasa daerah (RBD).
Menurutnya, tidak semua bahasa memiliki aksara. RBD dilakukan pada bahasa-bahasa yang memiliki aksara saja.
"Tahun 2023 ini kami melakukan RBD terhadap 72 bahasa/dialek di 25 provinsi. Tidak semua bahasa tersebut memiliki aksara," ujarnya.
Dalam RBD, Badan Bahasa membidik para penutur muda dan masyarakat mulai jenjang usia sekolah SD dan SMP. "Mereka akan belajar menulis aksara daerah dalam proses pembelajarannya," ujar Aminudin.
"Aksara dari bahasa Sunda, Jawa, Batak, Bali, Lampung, Bugis/Makassar, termasuk di antara yang kami revitalisasi," pungkasnya. (Z-4)
Kelurahan Panjer, Denpasar Selatan menggelar Bulan Bahasa Bali Tahun 2024 dengan tema “Jana Kerthi-Dharma Sadhu Nuraga” yang dilangsungkan di kantor kelurahan setempat, Rabu (31/1)
Ajang Bulan Bahasa Bali merupakan wahana pemuliaan bahasa, aksara, dan sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri masyarakat Bali.
Sangat penting bagi sebuah negara seperti Indonesia yang memiliki warisan aksara di setiap daerah memiliki aksara pemersatu.
Keberhasilan upaya revitalisasi bahasa daerah tergantung kepada masing-masing kepala dinas di kabupaten/kota.
Setidaknya sejak abad ke-12, orang Sunda telah mengenal aksara untuk menulis bahasa yang mereka gunakan.
Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menugaskan sejumlah tenaga fungsional penerjemah untuk menjadi juru bahasa
Lokakarya Konvensi Nasional Rancangan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (RKKNI) Bidang Penerjemahan diselenggarakan di Jakarta untuk menghasilkan naskah Bidang Penerjemahan.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) melaksanakan berbagai kegiatan sastra di berbagai daerah menyambut peringatan 100 tahun AA Navis.
Perpustakaan yang terletak di Keraton Yogyakarta merupakan perpustakaan khusus dan tidak dapat diakses secara bebas.
Badan Bahasa berkomitmen menggugah semangat membaca di kalangan masyarakat.
Upaya perlindungan bahasa daerah harus dilakukan. Ini penting dilakukan agar masyarakat yang berasal dari daerah, khususnya anak-anak, dapat mencintai bahasa daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved