Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DI tengah tren parenting yang terus berevolusi dan pengaruh sosial media yang eksponensial, sebuah buku baru berjudul Induk Macan hadir untuk memberikan perspektif baru tentang parenting yang sejalan dengan budaya Indonesia.
Sang penulis, Krista Endinda, terinspirasi dari pengamatannya terhadap tren yang terjadi pada pola pengasuhan anak di Indonesia.
Dinda, demikian sang penulis akrab disapa, ingin memberikan panduan bagi orangtua Indonesia yang ingin menggabungkan yang terbaik dari kedua dunia - membesarkan anak yang tetap menghargai tradisi budaya Timur dan di satu sisi juga mengambil esensi penting dari gaya parenting Barat.
Baca juga: AHY Luncurkan Buku Tetralogi Transformasi AHY
"Saya ingin meluruskan persepsi yang akhir-akhir ini umum bahwa mengadopsi gaya parenting Barat akan menjadikan kita sebagai orangtua yang lebih baik," ungkap Dinda.
“Sebagai orangtua, kita harus lebih mawas diri dan berpikir lebih jauh, karena umumnya di sini menganggap tren budaya Barat lebih superior sehingga otomatis dijadikan patokan. Padahal, ikut-ikutan budaya Barat tanpa menyaring dahulu berpotensi menimbulkan konflik pada diri kita yang berbudaya Timur. Lewat Induk Macan, saya ingin mengajak orangtua Indonesia untuk membina hubungan harmonis dengan anak-anak sambil tetap berakar pada identitas budaya mereka," lanjutnya.
Pesan utama dari buku ini adalah bagaimana kita sebagai orangtua yang berbudaya Timur tidak perlu melawan atau meninggalkan tradisi hanya karena paham baru di dunia parenting.
Baca juga: Insight Bookstore Tawarkan Konsep Baru dalam Penjualan Buku dan Alat Tulis
Misalnya, kebiasaan Timur yang memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan bapak atau kebiasaan lain seperti “salim’ kepada yang lebih tua. Berlawanan dengan budaya Barat yang mungkin terbiasa dengan memanggil nama bahkan kepada yang lebih tua. Hal ini karena orang Timur sangat menjunjung tinggi hirarki sosial dan jika orangtua menanamkan anak dengan budaya Barat yang jelas berlawanan tentu akan terjadi clash, yang tentunya dibahas lebih jauh di buku Induk Macan.
Kebutuhan akan Induk Macan jelas terlihat ketika orangtua Indonesia sering kali berjuang dengan penafsiran yang keliru tentang praktik gentle parenting yang mereka temui melalui media sosial.
Penafsiran yang keliru ini tanpa disadari dapat mengarah pada pengadopsian gaya parenting yang tidak sesuai dengan norma budaya. Hal ini yang diperjuangkan Dinda dalam buku Induk Macan agar orangtua di Indonesia merasa lebih tenang dan tidak perlu khawatir melakukan kesalahan.
Induk Macan memberikan pandangan parenting yang modern karena memperjuangkan perpaduan wawasan parenting global dan kebijaksanaan lokal. Sebagai pengingat bahwa merangkul identitas budaya Timur tetap dapat meningkatkan kualitas pengasuhan, memupuk ketahanan budaya, dan memupuk ikatan yang kuat antara orangtua dan anak.
Saat ini buku Induk Macan sudah beredar di Indonesia dan dapat dibeli di toko buku online Sarang Aksara di marketplace terkemuka di Indonesia.
Selama masa promo, dari 20 hingga 31 Agustus, buku Induk Macan bisa diperoleh dengan harga Rp75 ribu (harga normal 95 ribu rupiah). (RO/Z-1)
Anak-anak mungkin membenci sebuah lelucon yang basi, namun lelucon buruk yang sama mungkin menjadi kunci untuk membuat mereka selamanya mencintai Anda
Taro berkomitmen mendorong pembentukan karakter anak melalui berbagai program. Salah satunya adalah melalui petualan Taro Rangers dan Taro Mystery Treasure.
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Pola asuh positif pada bayi usia tersebut mampu menurunkan hingga 52% kemungkinan anak berperilaku agresif dan untuk melakukan tindakan penganiayaan pada kemudian hari.
Pola asuh gentle parenting membantu anak mengontrol emosi sendiri dengan baik, serta membantu menumbuhkan empati anak pada sesama.
Apa sebenarnya parenting? Yuk simak penjelasannya berikut dan beberapa kiat untuk menjadi orangtua yang lebih baik.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved