Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETIAP anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Mengenali gaya belajar itu secara lebih dini akan lebih baik sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan potensi mereka dengan lebih efektif.
Psikolog Irma Gustiana A mengungkapkan ada tiga cara gaya belajar anak yang perlu dicermati orangtua agar tidak salah paham yang justru membuat anak dianggap sulit diatur.
Lulusan Magister Psikologi Universitas Indonesia itu kemudian menjabarkan ketiganya, yakni yang pertama gaya belajar visual.
Baca juga: Dunia Si Kecil, Ajang Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
Anak yang bergaya belajar visual cenderung lebih senang belajar dengan penglihatannya untuk mengingat pesan atau informasi.
"Mereka biasanya senang segala sesuatu yang colorful, ada ilustrasi gambar, infografis, dan itu membuat mereka menikmati belajarnya," kata Irma, dikutip Selasa (25/7).
Kemudian cara belajar auditori. Auditori itu berhubungan sama pendengaran. Jadi, cara belajarnya itu lebih dominan dengan cara mendengarkan orang lain atau sebuah objek atau sesuatu hal.
Baca juga: Lulusan FK Unsoed Jofiando Bagikan Tips Lulus UKMPPD dengan Nilai Tinggi
Jadi, kalau misalnya dia di kelas kecenderungannya tampak seperti anak yang tidak memperhatikan guru tapi sebenarnya dia mendengarkan apa yang diajarkan oleh gurunya.
"Nah, biasanya kalau untuk anak-anak auditori ini, kita menganjurkan orangtua mengajak mereka belajarnya itu read aloud (membaca dengan lantang). Kalau anak visual kan sambil silent aja dia bisa belajar, sambil dia coret, sambil dia lihat yang lain. Tapi kalau anak auditori, dia baca tapi dia bersuara sehingga suaranya tadi dia dengar," katanya.
Cara yang ketiga adalah kinestetis. Anak-anak yang kinestetis itu belajar tapi dia banyak bergerak atau pindah-pindah. Kelihatan seperti gelisah tapi sebenarnya dia lagi belajar.
"Mungkin 5 menit dia tengkurap, habis itu nanti dia sambil selonjoran, terus pindah posisi yang lain tapi sambil bawa buku. Atau sambil mendengarkan sesuatu tapi dia bergerak. Nah itu adalah kinestetis," ujar dia..
Tiga cara itu terjadi pada siapa pun, bahkan pada orang dewasa pun begitu.
Jadi, setiap orang punya gaya dan tidak ada yang salah dengan itu. Ada juga orang yang memiliki kombinasi dua cara belajar, cuma yang mana yang dominan.
"Nggak ada yang pasti 100 persen visual itu enggak. Kayak aku, visual-kinestetis," aku Irma. (Ant/Z-1)
Kualitas udara yang buruk merupakan isu yang semakin mengkhawatirkan di berbagai kota besar di dunia terutama di Indonesia.
Ada sejumlah materi yang harus diajarkan para guru untuk siswa SMP Kelas IX pada semester 1 ini. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya.
MENGHAFAL sering kali menjadi tantangan bagi banyak orang. Namun, ada beberapa teknik yang bisa membuat proses ini lebih mudah dan efisien.
Usia ideal untuk memulai pendidikan SD bervariasi bagi setiap anak, bergantung pada kesiapan kognitif, perilaku, dan psikososial mereka.
RUTINITAS pengobatan membuat hak anak pejuang kanker untuk bermain menjadi berkurang bahkan tidak terpenuhi karena harus berjuang melawan kanker. Diperlukan pendampingan psikososial.
Kitaro mengaku mendapat banyak inspirasi dari alam, termasuk dari kicauan burung dan embusan angin.
Hanya sebagian orang yang tahu bahwa ada jenis batuk psikogenik (psikis) atau batuk yang disebabkan karena faktor psikologi.
Kebahagiaan adalah pilihan hidup yang melibatkan kondisi pikiran dan perasaan kesenangan serta ketentraman. Berikut 5 kiat tingkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
PEMBANGUNAN Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru mencapai 15% sejak awal pembangunannya memunculkan ketidakpastian penugasan ASN
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri merawat psikis anggota. Hal ini menyusul banyaknya anggota yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
PAKAR psikologi forensik Reza Indragiri menyebut kasus bunuh diri dikalangan personel kepolisian memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved