Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KANKER tenggorokan atau kanker orofaringeal adalah tumor ganas yang tumbuh dan berkembang di area tenggorokan. Siapa sangka, selama dua dekade terakhir, telah terjadi peningkatan pesat dalam kasus kanker tenggorokan di Barat, hingga beberapa orang menyebutnya sebagai epidemi.
Mengutip Science Alert, penyebab utama kanker ini adalah virus human papillomavirus (HPV) yang juga menjadi penyebab utama kanker serviks. Virus HPV ditularkan lewat aktivitas seksual.
Untuk kanker orofaringeal, faktor risiko utamanya adalah karena seks oral sehingga meningkatkan kemungkinan kanker.
Baca juga: Waspada! Menghirup Asap Rokok Memicu Kanker Paru-Paru
Berdasarkan penelitian tahun 2020, salah satu jenis kanker tenggorokan, yaitu kanker nasofaring, menempati peringkat kelima kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia.
Diketahui ada lebih dari 19.000 kasus dan 13.000 kematian yang terjadi akibat kanker ini.
Baca juga: Kemajuan dan Harapan Baru dalam Memerangi Berbagai Jenis Kanker
Kanker tenggorokan umumnya terjadi akibat perubahan atau mutasi gen pada sel-sel tenggorokan. Mutasi ini memicu pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali. Namun, faktor-faktor tertentu diduga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tenggorokan. Berikut beberapa di antaranya:
- Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.
- Infeksi virus Human Papillomavirus (HPV).
- Penyakit asam lambung (GERD).
- Jarang mengonsumsi sayur dan buah-buahan.
- Kondisi gigi dan mulut yang tidak terjaga dengan baik.
- Daya tahan tubuh yang lemah, misalnya menderita HIV/AIDS, mengonsumsi obat imunosupresan, dan mengalami malnutrisi.
- Penyakit keturunan, seperti anemia Fanconi atau ataxia telangiectasia.
- Paparan bahan kimia, seperti nikel, sulfur, dan asbes.
Gejala kanker tenggorokan muncul saat sel-sel kanker mulai tumbuh dan berkembang. Keluhan yang bisa muncul akibat kanker tenggorokan antara lain:
- Sulit menelan
- Suara serak
- Bicara cadel dan tidak beraturan
- Sakit tenggorokan
- Batuk kronis
- Telinga yang sakit atau berdengung
- Benjolan di leher
- Berat badan menurun drastis
Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah konsultasi dengan dokter jika mengalami gejala-gejala di atas, terutama jika tidak kunjung membaik atau bertambah parah. Gejala kanker tenggorokan dapat mirip dengan penyakit saluran pernapasan lain, terutama pada stadium awal.
Perlu diketahui, kanker tenggorokan yang terdiagnosis sejak stadium awal dapat lebih mudah ditangani dibandingkan kanker tenggorokan yang sudah memasuki stadium lanjut.
Infeksi HPV merupakan salah satu faktor risiko timbulnya kanker tenggorokan. Bila Anda berisiko terkena HPV, misalnya berperilaku seksual yang tidak aman, konsultasikan dengan dokter mengenai perlu tidaknya vaksin HPV.
Selain itu, kondisi gigi yang buruk juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tenggorokan. Untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, gosoklah gigi secara rutin dan periksakan gigi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.
Bila Anda didiagnosis kanker tenggorokan, lakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter selama pengobatan. Anda juga perlu kontrol rutin ke dokter setelah pengobatan selesai. Dengan demikian, dokter dapat mendeteksi lebih awal apabila penyakit muncul kembali. (Z-10)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Jumlah orang berusia di bawah 50 tahun yang terdiagnosis kanker melonjak di seluruh dunia dalam tiga dekade terakhir. Namun penyebabnya belum jelas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved