Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENONTON konser musik merupakan salah satu hiburan yang digemari banyak orang. Namun, sering kali muncul perasaan kehilangan yang kuat seusai menontonnya, yang disebut post concert depression.
Psikolog klinis dari Anastasia & Associate, Beta Kurnia Arriza, menjelaskan post concert depression sering kali terjadi setelah seseorang menghadiri konser.
Pemicunya pun bervariasi, misalnya kehilangan dorongan emosional positif karena menonton konser erat dengan perasaan kegembiraan, kekaguman, dan antusiasme.
Baca juga: Jangan Sepelekan Stres saat Hamil! Ini Gejala dan Cara Mengatasinya
Setelah menghabiskan waktu serta energi untuk mempersiapkan dan merencanakan konser, beberapa orang mungkin merasa kehilangan setelah konser selesai.
Alhasil rasa kehilangan itu dapat menyebabkan beberapa orang merasa sulit menyesuaikan diri kembali ke realita sehari-hari.
"Ada satu konsep, namanya hedonic treadmill. Ini menggambarkan kecenderungan manusia untuk kembali ke titik seimbang emosionalnya setelah mengalami perubahan yang signifikan," ujar Beta.
Baca juga: Ragam Jenis Sakit Kepala Ini Bisa Muncul Akibat Stres
Ketika seseorang mengalami perubahan yang positif, seperti menonton konser musik, dia cenderung mengalami kenaikan perasaan bahagia sesaat. Namun, setelah perubahan tersebut berakhir, kondisi kebahagiaan seseorang cenderung akan turun kembali.
Penurunan rasa bahagia itulah yang menyebabkan seseorang mengalami post concert depression dan merasa sedih. Selain sedih, gejala post concert depression lainnya adalah kecewa, frustrasi, kehilangan minat untuk hal-hal yang biasanya dilakukan, gangguan tidur atau makan, kehilangan motivasi untuk melakukan tugas sehari-hari, kecemasan, hingga ketidaknyamanan sosial.
Meski demikian, psikolog klinis dari @wefanpsyou, Annisa Mega Radyani mengatakan post concert depression normal terjadi dan bersifat sementara.
"Biasanya, ini akan hilang dengan sendirinya selama beberapa waktu," kata Annisa, yang dihubungi terpisah.
Walaupun post concert depression bersifat sementara, ada baiknya untuk segera mengatasinya agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
Annisa menyarankan agar seseorang dapat lebih terbuka dan mengakui jika dirinya mengalami gejala-gejala post concert depression tersebut.
"Itu normal, tapi, kalau kita masih merasakannya, boleh untuk mengobrol dengan sesama penggemar (idola pada konser yang telah ditonton) lain," ujar Annisa.
Ajak bicara teman sesama penggemar dari idola yang diikuti untuk saling berbagi perasaan, atau berbagi foto dan video yang diambil saat menonton konser.
Selain itu, foto atau video yang diambil dapat dikumpulkan dalam satu album atau jurnal khusus, seperti mengunggahnya di akun penggemar hingga menulis pengalaman selama konser di media sosial, juga bisa dilakukan untuk mengatasi post concert depression.
Dengan berbagi, seseorang dapat mengingat memori saat menonton konser sehingga dia tidak lagi merasa kehilangan yang menjadi pemicu post concert depression.
Cara lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi post concert depression adalah mendistraksi diri dengan kegiatan lain yang lebih produktif.
Annisa juga menyarankan untuk membuat to do list atau daftar rencana kegiatan dari hal yang sederhana terlebih dahulu.
"Kita juga bisa melakukan kegiatan lain, seperti meditasi atau tarik napas saja dulu (secara perlahan) bahwa kita balik lagi mindful ke saat ini, bisa mengerjakan apa yang dikerjakan sekarang," kata Annisa.
Daftar rencana kegiatan dapat dijadikan tujuan untuk melakukan kegiatan positif lainnya, misalnya rencana menabung untuk menonton konser selanjutnya. Perencanaan seperti itu berguna untuk membuat semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. (Ant/Z-1)
Hanya sebagian orang yang tahu bahwa ada jenis batuk psikogenik (psikis) atau batuk yang disebabkan karena faktor psikologi.
Kebahagiaan adalah pilihan hidup yang melibatkan kondisi pikiran dan perasaan kesenangan serta ketentraman. Berikut 5 kiat tingkatkan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Mindfulness ternyata berhubungan dengan peningkatan regulasi emosi, perhatian, dan pengendalian diri.
PEMBANGUNAN Ibu Kota Nusantara (IKN) yang baru mencapai 15% sejak awal pembangunannya memunculkan ketidakpastian penugasan ASN
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta Polri merawat psikis anggota. Hal ini menyusul banyaknya anggota yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri.
PAKAR psikologi forensik Reza Indragiri menyebut kasus bunuh diri dikalangan personel kepolisian memiliki tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat sipil.
Ibu baru membutuhkan kerja keras karena harus siap setiap saat untuk bayinya. Karena itu, ibu yang baru melahirkan membutuhkan dukungan dari suami dan anggota keluarga yang lain.
Prevalensi depresi tertinggi terjadi pada kelompok usia 15-24 tahun dengan sebanyak 2 persen yang didominasi dari latar belakang ekonomi bawah.
PERMASALAHAN judi online tidak hanya terkait perspektif ekonomi. Masalah ini juga terkait perspektif kesehatan mental hingga problem sosial.
Studi di Denmark menunjukkan orang dewasa yang sering pindah rumah saat kecil berisiko lebih tinggi mengalami depresi, dibandingkan yang tinggal di komunitas yang sama.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Network mengungkapkan bahwa sering menunda waktu makan malam dapat meningkatkan risiko seorang pekerja
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved