Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ANCAMAN kepunahan spesies badak yang ada di Indonesia tidak bisa dielakkan. Hal itu diungkapkan oleh pakar badak dari IPB University Muhammad Agil.
"Jadi terkait dengan populasi kecil, bukan hanya badak, tapi spesies yang lain juga terancam. Karena dalam UU tidak ada terminologi tentang pencegahan kepunahan terhadap satwa. Karenanya action dari pemerintah tidak jelas," kata Agil dalam RDPU Komisi IV dengan Pelaku Kegiatan Konservasi dan Lembaga Konservasi, Selasa (11/4).
Agil memperkirakan, untuk populasi badak sumatra saat ini tinggal tersisa di Kawasan Ekosistem Leuser sebanyak 30 ekor. Sementara itu populasi badak jawa terbanyak ada di Taman Nasional Ujung Kulon dengan perkiraan sebanyak 79 ekor.
Baca juga : Belasan Badak Jawa di Ujung Kulon Dilaporkan Hilang
"Untuk badak sumatra 30 ekor itu tersisa di seluruh dunia. Karena di Malaysia sudah punah tahun lalu," imbuh Agil.
Untuk itu, ia menilai perlu upaya serius dalam mempertahankan populasi badak di Indonesia. Salah satunya ialah dengan menggunakan teknologi Aplikasi Teknologi Reproduksi Berbantu (ART) dan Bio-bank.
Agil menyebut, teknologi reproduksi itu telah terbukti berhasil di sejumlah negara. Salah satu contohnya ialah populasi californian condor di Amerika yang berhasil diselamatkan. Pada 1987 lalu populasi californian condor hanya tersisa 27 ekor dan saat ini sudah ada lebih dari 500 ekor dan semuanya sudah dikembalikan ke alam.
Baca juga : Seekor Anak Badak Jawa Terekam di TN Ujung Kulon
Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia Jansen Manansang mengungkapkan hal yang serupa. Dalam rapat terkait dengan konservasi yang dilakukan di Nepal beberapa waktu lalu, ia menyebut hanya badak Indonesia yang berada dalam ancaman kepunahan.
"Semua populasi badak meningkat. Hanya Indonesia yang tertinggal sekali karena ada faktor keamanan perburuan yang masih merajalela dan juga perdagangan satwa," ucap dia.
Ia menilai, perlu pembentukan tim ad hoc nasional untuk menangani konservasi badak jawa dan sumatra dari ancaman kepunahan. Selain itu, perlu upaya lebih kuat dari penegak hukum dalam memperkuat perlindungan badak.
Baca juga : 114 Satwa Endemik Papua Dilepas di Pengunungan Cycloop
"Selain itu upaya reproduksi dibantu teknologi untuk mencegah kepunahan perlu dilakukan. Perlu memperluas kerja sama lintas sektor baik nasional maupun internasional. Banyak sekali pihak internasional yang mau bekerja sama dalam penanganan badak di Indonesia," pungkas dia. (Ata/Z-7)
Setelah sebelumnya tim KLHK dan Polda Banten berhasil menangkap lima buronan pemburu satwa di taman nasional itu, kini sebanyak delapan orang masih dalam tahap pencarian.
Taman Nasional Ujung Kulon mempunyai peran yang luar biasa untuk mempertahankan habitat badak jawa. Saat ini populasi badak jawa hanya ada 80 ekor, dan itu hanya satu-satunya di dunia.
Yayasan Auriga Nusantara melakukan kajian terhadap populasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Banten. Dari kajian tersebut, diketahui sebanyak 15 ekor badak Jawa hilang.
Rekaman kelahiran kedua badak tersebut diperoleh Tim Monitoring Badak Jawa Balai TNUK melalui camera trap.
Atas kelahiran dua anak Badak Jawa ini, Menteri LHK Siti Nurbaya memberikan nama “LordZac” untuk salah satu anak badak yang berkelamin jantan.
Pengirim diharapkan untuk memperhatikan prosedur pengiriman terkait transparansi atas isi dan jenis reptil yang akan dikirimkan.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2023 menemukan 49 jenis taksa baru, mulai dari jenis flora, fauna, hingga mikroorganisme.
Seorang fotografer amatir menemukan burung Green Honeycreeper dengan bulu biru jantan di satu sisi dan bulu hijau betina di sisi lainnya.
IUCN menetapkan status punah pada ikan pari jawa sebagai dampak langsung dari aktivitas manusia.
Cuaca ekstrem mungkin mendatangkan malapetaka di seluruh dunia. Namun, beberapa tumbuhan dan hewan nonasli dapat mengambil manfaat dari bencana tersebut.
Spesies baru ini diberi nama Primula medogensis, diambil dari nama daerah tempat ditemukannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved