Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggencarkan gerakan komposting dari rumah untuk mengurangi timbulan sampah organik. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyatakan pihaknya tengah menyusun rencana untuk menyediakan alat-alat komposting di daerah-daerah.
"Untuk pemberian insentif itu nanti akan mengikuti. Tapi saat ini yang lagi dipikirkan oleh Bu Menteri LHK Siti Nurbaya adalah ketika kita meminta kepada masyarakat untuk pemilahan dan mengompos, kita harus menyediakan alat-alatnya," kata Vivien saat ditemui di sela-sela acara Compost Day, Kompos Satu Negeri yang diselenggarakan di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/2).
Vivien menyatakan, Menteri LHK telah memerintahkan kepadanya untuk membantu masyarakat mendapatkan alat-alat komposting. Entah nantinya akan diberikan lewat pemerintah daerah atau kecamatan. Hal itu masih dipikirkan skemanya. Adapun, beberapa alat yang rencananya akan disalurkan ke daerah di antaranya ialah biopori hingga alat komposter.
"Itu yang sedang kami rencanakan, karena gerakan ini gak boleh berhenti. Saya sih membayangkan kalau kita bisa bergerak semua, maka kita bisa selesai dengan sampah organik," imbuh dia.
Baca juga: KLHK: Banyak Investor Lirik Startup yang Fokus Kelola Lingkungan
Dari segi pendanaan, pengadaan alat itu rencananya akan dipenuhi oleh dana dari Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup. Saat ini sendiri, pihaknya masih terus menyusun kebutuhan alat dari rantai pengelolaan sampah. Mulai dari pemilahan dari rumah, pengumpulan sampah hingga industri pengelola sampah.
"Itu semua sudah kami identifikasi masing-masing untuk kita bisa bantu susun mekanismenya agar menuju zero waste zero emission. Angka-angkanya masih dibangun tapi tujuan akhirnya tentu agar tidak membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA)," beber dia.
Seperti diketahui, pada 2022 komposisi sampah organik mencapai 41,27% dan sampah ini bersumber dari sampah rumah tangga sebesar 38,28% . Jika setiap rumah tangga melakukan komposting sampah organik, maka akan ada 10,92 juta ton sampah organik setiap tahunnya tidak berakhir di TPA. Selain itu, pengurangan sampah organik juga berpotensi menurunkan emis gas rumah kaca 6,834 juta ton CO2 ekuivalen.(OL-5)
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, dan Menteri Iklim dan Lingkungan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen, menyepakati penguatan kerja sama pengelolaan hutan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Bezos Earth Fund (BEF) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) yang menandakan kemitraan penting antara kedua belah pihak.
Nantinya, kegiatan-kegiatan masyarakat terkait dengan aksi penyelamatan lingkungan yang membutuhkan dana sebesar US$ 1.000 hingga US$50 ribu bisa mengakses tersebut.
Pengukuran deforestasi di Indonesia perlu menggunakan metode yang tepat
Izin ormas diatur lewat Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2024 tentang Perubahan atas PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara
Composting atau membuat kompos dari sampah organik merupakan aktualisasi paradigma baru dalam pendekatan penanganan persampahan.
Kompos sudah dikenal masyarakat selama puluhan tahun dan dipakai secara konvensional di berbagai tempat, di desa atau di kota, yaitu menjadi pupuk organik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved