Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Amendemen Kigali Dorong Industri Lebih Ramah Lingkungan

M. Iqbal Al Machmudi
25/1/2023 13:00
Amendemen Kigali Dorong Industri Lebih Ramah Lingkungan
Ilustrasi(Ilustrasi)

AMENDEMEN Kigali yang akan berlaku pada 14 Maret 2023 untuk mengatur pengurangan produksi dan konsumsi hidroflorokarbon (HFC) secara global akan bisa sekalgus meningkatkan inovasi teknologi industri nasional agar lebih ramah lingkugan.

Hidroflorokarbon atau HFC merupakan gas rumah kaca dengan potensi pemanasan global puluhan hingga ribuan kali lebih kuat dibandingkan karbon dioksida, artinya pengendalian konsumsi HFC akan turut mengurangi potensi pemanasan global.

"Sebagai negara pihak amendemen Kigali, Indonesia akan mendapatkan banyak manfaat antara lain meningkatkan daya saing industri nasional dengan mendorong pertumbuhan inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan," kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK Laksmi Dhewanthi di JW Marriott, Jakarta Selatan, Rabu (25/1).

Baca juga: Kemendikbud-Ristek Pastikan Harga Produk di Aplikasi SIPLah Tetap Kompetitif

Kemudian dapat meningkatkan kapasitas SDM untuk menangani teknologi alternatif pengganti HFC yang mudah terbakar, dan peluang meningkatkan efisiensi energi melalui penggunaan bahan alternatif pengganti HFC.

Selain manfaat lingkungan, di industri jasa serta produk persaingannya semakin ketat, sehingga isu-isu penghijauan menjadi satu pertimbangan untuk bisa dipilih agar dibeli, tidak dibeli atau masuk ke dalam negara atau tidak. Dengan mengadopsi sejak awal bahan-bahan perusak ozon yang kemudian ditinggalkan dalam proses produksi maka industri tersebut punya peluang agar bisa bersaing dengan industri lainnya yang sudah menerapkan green technologi.

"Selain penggunaan dalam negeri, industri nasional lainnya bisa bersaing terhadap tujuan ekspor sehingga persaingannya bukan hanya soal harga tetapi juga ramah terhadap lingkungan. Manfaat ini juga sudah dipahami oleh industri karena bersama mengikuti perjalanan protokol Montreal ini," ujarnya.

Sehingga industri seharusnya sudah paham bagaimana manfaat penghapusan bahan-bahan yang masih jadi perusak ozon.

Berdasarkan hasil inventarisasi penggunaan HFC selama periode 2015-2019, terdapat lima jenis HFC yang paling banyak diimpor yaitu HFC-134a dengan GWP 1.430, HFC-32 dengan GWP 675, R-410A dengan GWP 2.087,5, R-404A dengan GWP 3.921,6, dan R-407C dengan GWP 1.773,85, yang banyak digunakan pada industri pendingin dan tata udara.

Namun begitu, sektor penggunaan HFC tidak hanya pada industri pendingin dan tata udara, tapi juga mencakup industri busa (foam), pencegah kebakaran (fire suppressant), pelarut (solvent), dan lain-lain. Jenis dan sektor penggunaan HFC mungkin akan bertambah sesuai perkembangan teknologi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya