Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Hery Wibowo mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato. Permainan tradisional sejak 1990-an ini kembali populer dimainkan oleh anak-anak di Indonesia.
Menurut Hery, secara umum, permainan lato-lato menjadi momentum terbaik bagi orang tua untuk 'sedikit' melepaskan anak dari ketergantungan bermain gadget atau telepon seluler. Sehingga, anak menjadi sedikit terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.
“Ini juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan bahwa proses itu pending, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” jelasnya dikutip dari laman resmi, Senin (9/1).
Lebih lanjut, dia mengatakan terdapat delapan fakta sosiologis terkait permainan lato-lato. Pertama, lato-lato mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.
“Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” imbuh Hery.
Baca juga: Lato-Lato dan Pendidikan
Fakta kedua, lato-lato mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.
Hery memaparkan, ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki 'wahana' untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.
Fakta ketiga, menjadi magnet 'Fear of Missing Out' atau FOMO. Hery menjelaskan, FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli. Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan 'ketinggalan zaman', sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.
Fakta keempat, lanjutnya, lato-lato mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi 'do it yourself'. Permainan ini dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya.
Sehingga, kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan. Fakta kelima, alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orang tua dan anak.
Baca juga: Tokopedia Catat Penjualan Lato-Lato Naik 57 Kali Lipat
“Momentum memainkan lato-lati dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orang tua, sekaligus wahanan pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orang tua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga. Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” paparnya.
Fakta keenam, potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial, 'popularitas di dunia sosial' seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahanan pansos bagi pemainnya.
Adapun fakta ketujuh, aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi sang anak untuk rehat sejenak dan mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.
Fakta terakhir, lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini dapat dengan mudah dimiliki oleh semua orang.
Meski memiliki berbagai fakta sosiologis, namun permainan ini memiliki berbagai dampak yang bisa timbul. Hery mengungkapkan, fakta tersebut akan menjadi negatif apabila anak-anak ataupun orang tua tidak bisa mendukung dan mengaturnya.(OL-11)
Area bermain Active Edu Fun yang dirancang khusus seperti Sally's Water Play Lab, Eddy's Organic Seed Pit, Carly's Giant Ball Pool dan Role Play Town yang unik.
Ferdi Setiawan, caleg DPRD Kabupaten Sleman dari Partai Nasdem pun meyakini, pemberdayaan masyarakat melalui Desa Wisata akan menjadi potensi peningkatan ekonomi masyarakat lokal.
Pasien juga dapat merasakan pengalaman unik dengan beragam permainan seperti VR, Meta Quest 3, ROG Ally, dan Steam Deck, untuk menciptakan lingkungan aman dan nyaman bagi anak.
Honda FESTIPARK Surabaya dibuka secara gratis untuk masyarakat umum, sehingga acara ini dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Surabaya dan sekitarnya.
Early Learning Centre memberikan desain yang sesuai dengan tahap perkembangan demi mendukung perkembangan kecerdasan otak dan motorik anak.
Dengan bermain, anak juga bisa mempraktikkan apa yang mereka sudah ketahui, mencoba hal-hal baru, menemukan solusi dari permasalahan, dan membentuk kepercayaan diri.
KASUS begal pada siang hari marak terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa waktu terakhir. Sering kali aksi pembegalan tersebut disertai dengan tindak kekerasan
Ramai kabar kampus ITB berkolaborasi dengan Danacita untuk mahasiswa bisa mencicil uang kuliah dalam 6 hingga 12 kali. Namun, cicilan tersebut ternyata memiliki bunga layanan pinjol.
Dari kisah tentang Mae Nak, seorang perempuan yang bergentayangan di desanya setelah meninggal saat melahirkan, hingga makhluk yang lebih menyeramkan seperti krasue, wanita tak bertubuh.
Licca-chan kini telah menjadi favorit anak-anak Jepang sejak dia muncul di toko mainan pada tahun 1967.
Istilah ini berasal dari kata Drag, singkatan dari “Dressed As Girl”
Diferensiasi sosial adalah perbedaan pada anggota masyarakat secara horizontal seperti perbedaan ras, suku bangsa, agama, jenis kelamin, etnis, dan sebagainya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved