Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PRODUSEN serat, pulp, dan kertas yang beroperasi di Provinsi Riau, April Group membagikan tata kelola berkelanjutan perusahaan. Ini erat kaitannya dengan mitigasi iklim dalam panel Net Zero Summit yang menjadi rangkaian acara B20 di Bali, Jumat (11/11).
Direktur Utama Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Sihol Aritonang yang merupakan unit operasional April Group mengatakan dampak perubahan iklim kini menjadi potensi risiko yang dihadapi perusahaan-perusahaan yang harus dikelola sebagaimana risiko bisnis lain. "Secara eksternal, semakin banyak tuntutan kepada bisnis untuk mengungkapkan rencana berkelanjutan dan tanggap untuk mengatasi masalah iklim. Bisnis diharapkan dapat banyak berkontribusi dalam pencapaian target iklim tersebut dan inilah yang kami lakukan di April," ujar Sihol dalam panel lewat keterangan resmi, Sabtu (12/11).
Di April, Sihol menjelaskan bahwa perusahaan penghasil kertas PaperOne tersebut memiliki Komite Manajemen Eksekutif yang memimpin penerapan berkelanjutan dan mitigasi iklim yang diimplementasikan dalam setiap divisi bisnis, mulai dari fiber operations hingga pengembangan masyarakat. Selain itu, April memiliki kelompok independen yang terdiri dari ahli kehutanan dan sosial stakeholders advisory Comitee (SAC) yang mengawasi pelaksanaan komitmen berkelanjutan dan memberikan masukan mengenai mitigasi iklim untuk bisnis.
Sihol mengatakan target dan aksi nyata April2030 merupakan komitmen berkelanjutan satu dekade perusahaan turut mendorong percepatan pengembangan tata kelola mitigasi iklim. Lewat implementasi April2030, perusahaan mempraktikkan tata kelola untuk pengambilan keputusan strategis misalnya mengenai peningkatan energi terbarukan dalam bauran energi di operasional dan implementasi program konservasi dan restorasi. "Ke depan, kami memfokuskan upaya mengelola dampak terkait iklim dan memastikan bahwa dampak tersebut terintegrasi dalam strategi dan manajemen risiko perusahaan. Perubahan iklim memang berbiaya tetapi ekonomi rendah karbon juga membuka peluang bagi pelaku bioekonomi seperti kami," ujar Sihol.
Proses memasukkan tata kelola iklim dalam tata kelola perusahaan sendiri bergantung terhadap empat hal, yakni struktur tata kelola yang memfokuskan agenda keberlanjutan dan mitigasi iklim, mengidentifikasi dan menilai risiko dan peluang terkait iklim yang dikembangkan dalam komitmen APRIL2030 perusahaan. Dua lainnya, yakni integrasi risiko dan peluang terkait perubahan iklim dalam strategi perusahaan, proses manajemen risiko, dan keputusan investasi, serta menjaga dialog dengan multistakeholders untuk upaya pembelajaran.
April Group sendiri dikenal sebagai perusahaan yang aktif melakukan upaya mitigasi iklim, terutama dalam mendukung pemerintah untuk mencapai net sink pada 2030 dari industri kehutanan atau FOLU (Forest and Other Land Uses) Net Sink. Di hulu, komitmen tersebut dilakukan dengan melakukan konservasi kawasan, perlindungan keanekaragaman hayati, dan menerapkan kebijakan zero tolerance pada deforestasi. Di hilir, perusahaan beralih pada penggunaan bahan bakar yang terbarukan serta berinvestasi pada teknologi sirkular.
Sebagai salah satu produsen produk bio-based berkelanjutan di dunia, perusahaan punya visi keberlanjutan April2030, yang salah satu targetnya adalah mencapai Iklim Positif yang salah satunya menargetkan penggunaan 90% energi terbarukan untuk kebutuhan pabrik, yang mana saat ini telah mencapai 87% berdasarkan audit terakhir yang dilakukan. Perusahaan juga bekerja sama dengan KPMG PRI untuk memberikan assurance atas tata Kelola pengelolaan lahan dan komitmen berkelanjutan. (OL-14)
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved