Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan masyarakat tetap memerlukan vaksinasi covid-19 booster atau dosis ketiga walaupun kasus virus korona sudah melandai dan akhir pandemi tampaknya sudah terlihat.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 5 Oktober lalu menunjukkan kasus di wilayah Asia Tenggara turun 17%.
Tjandra, dalam pernyataan resmi, yang dikutip Kamis (13/10), mengungkapkan, sesuai pernyataan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, orang-orang harus melakukan upaya maksimal di etape terakhir menuju akhir pandemi.
Baca juga: Vaksinasi Dosis Ketiga Covid-19 Baru 27,28 Persen dari Target
"Upaya maksimal ini tentu termasuk vaksinasi booster yang kita semua perlukan," ujar Tjandra.
Menurut dia, garis akhir pandemi dapat menjadi luput atau semakin lama tercapai, bila orang-orang lengah melakukan upaya maksimal ini.
Tjandra, yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu, kemudian menyoroti vaksinasi lengkap dua dosis di Indonesia yang masih sekitar 62% dari total penduduk.
"Jadi masih harus ditingkatkan," tegas dia.
Data Satuan Tugas Penanganan covid-19 pada 8 Oktober 2022 menunjukkan penerima vaksinasi pertama mencapai 204.690.338 orang dan kedua yakni 171.310.100 orang dari target sasaran vaksinasi nasional 234.666.020 orang. Sementara penerima vaksinasi ketiga yakni 64.007.521 orang.
Tjandra kemudian memberikan alasan lain masyarakat yang belum mendapatkan vaksin booster tetap perlu menerimanya, yakni karena dunia belum sepenuhnya aman.
Data mencatat, di beberapa negara Eropa, dalam beberapa minggu terakhir, terjadi peningkatan kasus.
Data WHO, pada Rabu (5/10), menunjukkan kasus di Uni Eropa (UE) mencapai 1,5 juta pada minggu lalu atau naik 8% dari minggu sebelumnya, walau secara global jumlah kasus terus menurun.
Tjandra menambahkan, selain vaksin covid-19, orang-orang juga perlu mendapatkan vaksin untuk penyakit lain seperti influenza, meningitis dan pneumokok.
"Jadi, pada beberapa penyakit, termasuk covid-19, memang kita perlu dapat vaksin, ada atau tidaknya pandemi," pungkas dia. (Ant/OL-1)
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
KEMENTERIAN Kesehatan menyebut tidak ada potensi mutasi virus covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 nanti. Saat ini, yang terbaru masih berasal dari varian omikron, yaitu JN.1.
Prof. Hinky juga menampik klaim keliru yang beredar di media sosial, yaitu anak yang tidak divaksinasi bebas dari infeksi telinga dan pengobatan antibiotik.
Dikuatirkan informasi sequence genomic pathogen dari indonesia dikapitalisasi oleh pengembang vaksin negara maju dan kita tidak dapat benefit yang setara.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Isu efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kehebohan soal efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Menurut Budi, efek samping vaksin tersebut telah diketahui sejak lama.
Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi memastikan sampai saat ini tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved