Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
AL-LATHIF ialah salah satu nama terindah atau asmaul husna milik Allah SWT. Secara bahasa, asmaul husna Al-Lathīf berarti Zat Yang Maha Lembut.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa makna asmaul husna Al-Lathīf mencakup ilmu dan tindakan Allah SWT. Untuk pemahaman lebih dalam tentang asmaul husna Al-Lathif, berikut penjelasannya yang dilansir dari @limofficial_lirboyo di Instagram.
Al-Lathīf dari segi ilmu punya arti bahwa Allah SWT ialah zat yang mengetahui segala kemaslhatan hingga unsur-unsurnya yang paling kecil serta yang paling samar. Tidak ada perkara samar melainkan Allah SWT mampu menyingkapnya.
Bahkan, di hadapan Allah SWT perkara yang jelas tidak berbeda dari perkara yang samar. Kedua kondisi itu sama-sama jelas, tiada yang tersembunyi.
Sedangkan, makna Al-Lathīf dari segi tindakan ialah Allah SWT menyampaikan kemaslahatan-kemaslahatan kepada yang dikehendaki-Nya dengan cara yang lembut dan perlahan, tidak kasar dan mendadak. Kita bisa melihat contoh tindakan lembut Allah SWT dalam proses penciptaan manusia.
Allah SWT menciptakan janin, yang merupakan calon manusia, dalam ruang yang sempit dan gelap bernama rahim, serta menjaganya. Janin tersebut memperoleh makanan lewat perantara jalinan tali pusar yang menghubungkannya dengan sang ibu.
Setelah dilahirkan, makanan yang berupa air susu ibu diperolehnya dengan mengisap puting usus sang ibu. Dalam hal ini, bayi melakukannya begitu saja tanpa mencontoh dan tanpa diajarkan terlebih dahulu.
Lembut tindakan Allah SWT dapat kita lihat juga dalam penciptaan gigi manusia. Ketika dilahirkan, bayi manusia belum memiliki gigi. Ini berhubungan dengan makanan yang bisa dikonsumsi bayi ketika itu, yakni air susu ibu.
Baca juga: Asmaul Husna: Allah Al-Khabir Maha Mengetahui yang Batin
Gigi tidak dibutuhkan untuk mengisap air susu ibu. Barulah gigi diciptakan beberapa bulan sesudahnya manakala telah dibutuhkan dengan beragam bentuk dan posisi yang selaras dengan fungsi masing-masing.
Gigi geraham yang berada di bagian belakang berguna untuk mengunyah dan menggiling makanan. Gigi taring dengan bentuknya yang tajam berfungsi untuk menyobek makanan. Gigi seri yang berada di bagian depan bermanfaat mengigit, memotong, dan menahan makanan. (OL-14)
Asmaul husna atau nama-nama terindah Allah yang akan dibahas kali ini yaitu Al-Muhshi (الْمُحْصِيُّ). Tahukah kamu makna Al-Muhshi sebagai salah satu asmaul husna dari Allah?
Nah, salah satu asma Allah itu Al-Waliy. Pertanyaannya apakah makna wali pada manusia sama dengan makna wali dalam asmaul husna itu?
Kenapa pembahasan Al-Qawiy dan Al-Matin digabungkan alias tidak masing-masing seperi asmaul husna yang lain? Ini karena makna Al-Qawiy dan Al-Matin masih saling berkaitan.
Pembahasan asmaul husna atau nama-nama terindah Allah SWT kali ini yaitu Al-Wakil. Ini bermakna Allah Zat yang dipasrahi. Dipasrahinya Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya.
Yang perlu kita cermati salah satu asmaul husna Allah, Asy-Syahid, masih berkaitan dengan asma Allah yang lain, yaitu Al-Khabir dan Al-'Alim.
Mari kita pahami asmaul husna Al-Ba'its. Dengan demikian kita dapat mengenal Allah yang akan membangkitkan semua manusia dari alam barzakh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved