Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KOMUNIKASI seksual menjadi salah satu hal penting dalam menjaga hubungan harmonis antara suami istri. Hal itu terungkap dalam sidang promosi Doktor Bidang Komunikasi Dr. Santi Delliana di Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid Jakarta, Jumat (2/9) lalu.
Dalam desertasinya 'Komunikasi Seksual, Dialektika Relasional Pasangan Suami Isteri', Santi mengungkapkan, penelitian yang dilakukan dengan menggunakan teori Dialektika Relasional dari Leslie Baxter dan Barbara Montgomery, dapat disimpulkan bahwa relasi adalah suatu hubungan yang melibatkan minimal dua pihak
Dalam konteks relasi dalam perkawinan, hubungan yang terjadi adalah hubungan dua pribadi yang berbeda untuk bersama-sama membangun dan mencapai tujuan bersama. "Selain pembahasan penelitian berdasarkan 4 asumsi teori, ditemukan satu tambahan asumsi untuk melengkapi proses relasi dalam hubungan," jelasnya.
Ketika dua atau lebih berelasi, ungkap Santi, maka proses adaptasi pasti terjadi dan menyangkut 5 hal pokok. Pertama, adaptasi terhadap kebutuhan, adaptasi terhadap harapan, adaptasi terhadap kehendak, adaptasi terhadap kebiasaan baik budaya dan perilakum, dan adaptasi terhadap pemahaman akan sesuatu hal.
"Tentu masing-masing pribadi memiliki pemahaman dan pengertian akan sesuatu hal dalam hidup secara berbeda. Kualitas adaptasi dan berhasil atau gagalnya adaptasi yang akan menentukan apakah relasi akan menjadi relasi yang harmonis atau justru disharmoni," jelasnya.
Ditambahkan Santi, dalam menjalin suatu hubungan yang baik, tentunya selalu ada permasalahan yang terjadi. Permasalahan tersebut bisa berbentuk tensi atau kontradiksi dari kedua belah pihak. "Akan tetapi kontradiksi tersebut bisa terselesaikan apabila ada strategi komunikasi atau perbaikan yang bisa dijalankan demi menyatukan kembali sebuah hubungan," ungkapnya.
Lebih jauh, Santi yang merupakan dosen Ilmu Komunikasi di Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis, mengatakan dirinya mulai tertarik untuk mendalami komunikasi antarpribadi khusus komunikasi seksual. Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya fenomena komunikasi seksual yang ditemui. "Hal tersebut mendorong saya untuk membuka kanal komunikasi yang diberi nama Bincang Intim di Instagram dan Youtube," jelas Editorial Boards pada Jurnal Efiesiensi di Universitas Negeri Yogyakarta.
Predikat sebagai ‘Tante Intim’ diakui Santi melekat pada dirinya karena ketertarikannya pada penelitian-penelitian tentang komunikasi seksual pasangan suami isteri. Hal inilah yang menjadi penguat langkahnya untuk mengambil pendidikan doktoral di Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid.
"Semoga apa yang saya hasilkan ini, akan membawa hasil yang positif bagi universitas Sahid dan perkembangan ilmu komunikasi di Indonesia," jelasnya. (RO/OL-15)
Hasil penelitian dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menemukan bahwa hubungan seksual yang baik ialah setiap empat malam sekali.
Gejala yang paling sering dirasakan adalah nyeri, keputihan dengan berbagai jenis seperti warnanya menjadi kuning, hijau berbau, atau konsistensi dari keputihannya serta lebih padat.
Setelah memiliki anak, hubungan dengan suaminya berubah dari yang penuh gairah menjadi lebih seperti kemitraan yang solid.
Perceraian dapat menjadi pengalaman yang penuh dengan rasa kehilangan dan duka, tetapi kesempatan membangun hubungan yang baru dengan mantan pasangan.
Pasangan muda di Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), terekam layar monitor CCTV
Delapan dari 10 pria enggan menggunakan kondom dengan alasan ketidaknyamanan dan mengurangi kenikmatan sebagai alasan utama.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved