Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PANDANGAN yang menganggap etnik Tionghoa sebagai “orang luar” (the other) seyogyanya tak lagi dipertahankan, karena orang-orang Tionghoa turut memiliki andil dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Bangsa Indonesia.
Hal itu ditegaskan Koordinator Eksekutif Forum Sinologi Indonesia Galuh P. Larashati dalam webinar bertajuk Generasi Muda Membaca Mei 1998 yang diselenggarakan FSI.
FSI merupakan lembaga riset yang digagas oleh Abdullah Dahana, sinolog senior dan guru besar purna bakti dari Universitas Indonesia, bersama dengan Johanes Herlijanto, pemerhati Tiongkok dan masyarakat Tionghoa dari Universitas Pelita Harapan, Jakarta.
Galuh mengatakan, berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan yang dilakukan oleh banyak aktivis Tionghoa pascaberdirinya Republik Indonesia merupakan bukti nyata atas Keindonesiaan masyarakat etnik Tionghoa.
“Oleh karenanya Keindonesiaan orang Tionghoa tidak bisa ditawar tawar lagi,” tuturnya.
Dalam pernyataannya, Galuh menekankan pentingnya anak anak muda dari segala latar belakang untuk terlibat dalam pembentukan dan penyebaran narasi-narasi positif mengenai Tionghoa Indonesia sebagai bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat dan negara kesatuan Republik Indonesia.
Para pembicara dalam webinar itu juga sepakat bahwa Tragedi Mei 1998 merupakan peristiwa kelam yang menimbulkan luka yang mendalam, khususnya pada etnik Tionghoa di Indonesia. Pengalaman luka tersebut disampaikan oleh Rani Pramesti, berdasarkan berbagai interview yang ia lakukan ketika memproduksi novel “Chinese whispers,” yang menjadi sebuah karya monumental itu.
Baca juga : Akselerasi Penanggulangan Stunting Butuh Kolaborasi
Namun, peristiwa tersebut bukan hanya melukai etnik Tionghoa, tetapi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Oleh karenanya, proses penyembuhannya harus dilakukan oleh segenap komponen bangsa.
Penulis Margareta Astaman mengatakan, etnik Tionghoa justru menanggapi peristiwa Mei 1998 dengan melakukan berbagai aktivisme untuk memperkuat keindonesiaan mereka.
Etnik Tionghoa membentuk berbagai organisasi, antara lain Solidaritas Nusa Bangsa, sebuah organisasi multi etnik yang digagas oleh para tokoh muda Tionghoa saat itu.
“Anak anak muda Tionghoa dari generasi milenial yang sebelumnya acuh tak acuh terhadap perpolitikan di Indonesia, menjadi tergerak untuk melakukan aktivisme,” tuturnya.
Namun dalam pandangan Margareta, sebagian besar dari para aktivis muda Tionghoa tersebut memilih untuk melakukan aktivisme sosial. Di sisi lain, observasi Margareta menyebutkan, pertanyaan terhadap asal usul mereka sebagai hal yang tak lagi relevan. Sebaliknya anak anak muda Tionghoa menginginkan pudarnya perbedaan antara Pribumi dan non Pribumi.
Pendiri Project Multatuli, Evi Mariani mengingatkan pentingnya melihat hubungan antar etnik di Indonesia, baik pada masa lalu maupun sekarang, sebagai problem struktural. Oleh karenanya, upaya mendesak negara agar mengatasi ketimpangan sosial menjadi penting, dibanding melakukan kegiatan kegiatan yang meningkatkan potensi konflik antar masyarakat. (RO/OL-7)
LEMBAGA Ketahanan Nasional (Lemhanas) bakal menggembleng calon anggota DPR RI dan DPD RI terpilih hasil Pemilu Legislatif 2024.
Semangat kolaborasi dalam berkurban tentunya menjadi modal penting dalam memperkuat kembali pranata sosial yang mulai menipis di tengah-tengah masyarakat
Pendidikan pada dasarnya untuk meningkatkan logika dan ilmu yang bermanfaat. Gelar yang diraih dari pendidikan pun sah saja untuk dibanggakan.
BANGUN karakter generasi penerus melalui penguatan nilai-nilai budaya dan wawasan kebangsaan untuk mengimbangi kecepatan perkembangan teknologi
Lewat partai, Jokowi dinilai bisa turut menentukan arah masa depan bangsa.
Gus Miftah, mengingatkan tentang pentingnya dialog kebangsaan dalam menangkal penyebaran paham radikalisme di kalangan pelajar.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) II Pemuda Katolik menggarisbawahi tentang kesatuan NKRI
Siti Zuhro mengungkapkan Pemilihan Umum 2024 merupakan pemilu yang paling berbahaya dan berpotensi mengancam masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Operasi Mantab Brata 2024 menjadi kegiatan antisipasi Polri saat pengumuman hasil Pemilu 2024.
Asep berpesan agar WBP yang telah mengikrarkan diri untuk mengikuti seluruh program pembinaan dengan tekun, semangat, aktif dan produktif dalam program pembinaan kemandirian.
Limat narapidana kasus terorisme yang sedang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba menyampaikan ikrar setia NKRI
Dalam program Blusukan Online Warung NKRI Digital akan ada pelatihan-pelatihan atau kursus keterampilan di beberapa bidang usaha.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved