Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KETUA Satgas Stunting dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Damayanti R Sjarif mengatakan berat badan anak hingga usia di bawah dua tahun yang tidak adekuat atau memadai bisa menjadi tanda awal stunting sehingga perlu segera mendapatkan penanganan dokter.
"Tanda awal kenaikan berat badan tidak adekuat. Sudah ada tanda. Cari pertolongan ke dokter. Nanti dokter akan lihat ada penyakit apa, sambil makanan (anak) diperbaiki," kata Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik itu dalam sebuah acara kesehatan daring, Selasa (5/4).
Damayanti menjelaskan, stunting berarti perawakan tubuh anak pendek yang disebabkan kekurangan gizi kronik. Penyebabnya bisa karena asupan makanan yang tidak adekuat ataupun kebutuhan makanan anak meningkat karena penyakit seperti infeksi.
Baca juga: Wapres: Penurunan Angka Stunting bukan hanya Kewajiban Negara
Anak yang stunting berisiko mengalami turunnya hormon pertumbuhan yang ditandai berhentinya pertumbuhan. Bila tidak kunjung diintervensi, nantinya menjadi pendek. Di sisi lain, otak mereka tidak berkembang sehingga terjadilah gangguan kecerdasan.
Kemudian, karena anak kurang gizi, tubuhnya berusah beradaptasi sehingga menahan lemak. Kalau pun anak sudah mendapatkan asupan makan yang benar, tubuh tetap menahan lemak. Akibatnya, muncul risiko perlemakan dan muncul penyakit seperti jantung koroner di kemudian hari.
"Stunting hanya tanda, yang paling gawat (dampak) pada otak dan risiko penyakit," kata Damayanti.
Agar anak tidak terkena stunting, sebaiknya Anda memperhatikan tanda awalnya yakni bila 3 bulan pertama kenaikan berat badan anak kurang dari 750 gram.
Lebih lanjut, bila anak berusia di bawah 1 tahun berat badannya tidak naik 100 gram dan pada anak di atas 1 tahun tidak naik 50 gram dalam seminggu, maka perlu segera dirujuk ke dokter.
"Cepat pergi ke dokter. Kalau anak (berat badan) naiknya enggak bener itu bukan hanya asupan yang adekuat tetapi juga ada penyakit yang menyertainya. Jangan-jangan manajemen laktasi tidak bagus. Harus dimonitor," tutur Damayanti.
Pertolongan dini anak yang berat badannya tidak adekuat memungkinkan dokter memberikan terapi sembari mencari penyakit yang diderita anak dan memberikannya asupan nutrisi sesuai kebutuhan anak.
Lalu, bila anak sudah terkena stunting, masih memungkinkan diperbaiki asalkan usianya masih di bawah 2 tahun. Tetapi, menurut Damayanti, usaha yang dilakukan tidak sederhana dan hasilnya tidak bisa 100% diperbaiki.
"Penelitian mengatakan, dikasih makan ditambah susu yang protein tinggi ditambah stimulasi agar otak berkembang, itupun hanya 90% bisa memperbaiki yang sudah rusak," pungkas Damayanti. (Ant/OL-1)
Hasil inovasi mereka, disosialisasikan kepada para ibu anggota Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Brebes.
Jika subsidi BPJS Kesehatan dipangkas demi Makan Bergizi Gratis, perbaikan kinerja keuangan yang sedang dilakukan BPJS Kesehatan juga berpotensi terganggu.
Mahasiswa IPB membuat inovasi berupa abon telur agar anak-anak balita bisa mengonsumi telur dalam bentuk lain guna pemenuhan gizi mereka. Ini upaya pencegahan stunting di Kabupaten Brebes.
Perlu kerja pentahelix dan sinergi kolaborasi untuk membangun komitmen yang kuat dalam penanganan dan pencegahan stunting. Termasuk dukungan regulasi
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Menurunkan berat badan sering kali dianggap sebagai tugas yang sulit dan membutuhkan banyak usaha. Diet ketat dan olahraga berat sering menjadi solusi yang paling banyak dipilih.
Diet Intermittent Fasting (IF) telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir sebagai metode yang efektif untuk menurunkan berat badan
Dalam upaya menurunkan berat badan, pilihan makanan tidak selalu menjadi fokus utama. Minuman yang dikonsumsi juga dapat berperan penting.
Air jeruk nipis dan serai adalah kombinasi yang tidak hanya menyegarkan tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan
Banyak orang yang akhirnya mengalami kenaikan berat badan setelah diet selama berbulan-bulan. Usut punya usut, salah satu penyebab kegagalan diet adalah kebiasaan sehari-hari.
Semakin Berkembangnya tren gaya hidup sehat, Semakin banyak wanita yang mencari cara yang efektif untuk mengurangi berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved