Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KANDUNGAN Mikroplastik galon isi ulang atau galon guna ulang berbahan polycarbonate (PC) jauh lebih besar dan berbahaya dibandingkan dengan kemasan plastik lainnya. Pemicunya karena digunakan berulang kali, sehingga mikroplastik mengalami peluruhan yang lebih besar.
Hal tersebut ditegaskan oleh kepala laboratorium kimia universitas indonesia Agustino Zulys bahwa kandungan mikroplastik galon guna ulang lebih besar dibandingkan galon plastik polyethylene terephthalate (PET) dalam Konferensi Pers bertajuk 'Ancaman Kontaminasi Mikroplastik dalam Galon Sekali Pakai, yang diselenggarakan oleh Greenpeace.
Menurutnya, bahwa kemasan plastik yang digunakan berulang kali jelas mengalami peluruhan mikroplastik yang lebih tinggi. Hal ini berbeda dengan galon berbahan polyethylene terephthalate (PET) yang selalu baru galon dan isinya.
"Untuk (galon) isi ulang, perlu dicek lagi dan dicek lagi. Namun menurut hipotesis saya, karena isi ulang tentu lebih banyak lagi (mikroplastiknya) proses yang berlangsung lama, proses peluruhan yang cukup lama," tutur Agus di Jakarta.
Menurut Agus, hasil riset menunjukkan bahwa galon PET yang sekali pakai mempunyai material sama dengan amdk botol. Beberapa merk masih menggunakan mikroplastik 11 - 257 mikro meter. Dan yang terpenting Mikroplastik yang digunakan masih dalam batas aman.
Baca juga: Pakar Minta Narasi Negatif BPA dalam Galon Guna Ulang Dihentikan
Selain Agus, Konferensi Pers juga diikuti oleh Anggota Pengurus YLKI Tubagus Haryo Karbayanto (YLKI), serta spesialis saraf dan staf pengajar ilmu kedokteran UI dr Pukovias Prawiroharjo.
Sementara itu, Purkovisa mengungkapkan semakin kecil kemasan air tersebut juga bisa menyebabkan paparan Mikroplastik yang besar. "Ambangnya masih rendah di bawah WHO mengenai Mikroplastik, " Kata Purkovisa.
Namun, lanjut Purkovisa, sampai saat ini belum ada uji klinis dampak mikroplastik untuk kesehatan. "Karena belum jelas bahaya Mikroplastik, maka perlu riset lanjutan dari sisi kesahatan," ujarnya.
Sedangkan Tubagus Haryo Karbyanto menyoroti tentang perlunya informasi kepada konsumen mengenai potensi kandungan mikroplastik di kemasan air minum ini.
"Greenpeace dan UI memberi tahu bahwa mikroplastik ada loh di setiap minuman yang dikonsumsi setiap hari. Kita sebegai konsumen harus memiliki hak dasar untuk mengetahui produk yang digunakan," tandasnya.(RO/OL-4)
TERNYATA terdapat senyawa lain di air minum dalam kemasan (AMDK) bernama bromat yang disebut jauh lebih berbahaya dari BPA.
Proses penggunaan nutri grade pada produk makanan, minuman, hingga pangan olahan sampai di tahap survei untuk melihat lima model.
Pada 2019 lahirlah Biopac sebagai produk kemasan berbasis rumput laut yang dapat digunakan untuk berbelanja, bungkus makanan, dan berbagai kegunaan lainnya.
BAUKSIT adalah salah satu mineral bebatuan yang semakin mendapatkan perhatian karena ternyata memiliki peran yang sangat vital dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Keunikan tas satu adalah tas yang dibuat dari kemasan camilan biskuit stik Pocky untuk diberikan pada sahabat-sahabatnya.
Prof. Dr. Nugraha Edhi. mengatakan pada dasarnya kemasan plastik yang beredar dipasaran sudah melewati pemeriksaan dan memenuhi standar keamanan pangan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved