Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FAKULTAS Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung (ITB) menyerahkan alat Dent-In (Dental Indonesia) kepada Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Padjadjaran (Unpad). Alat ini menghisap aerosol yang terciprat dari mulut pasien, sehingga memperkecil kemungkinan penularan virus pada saat dokter gigi melakukan tindakan.
"Dent-In didesain untuk memudahkan pekerjaan dokter gigi dengan desainnya yang user friendly dan menyesuaikan kebutuhan dan kenyamanan dokter gigi saat bekerja. Terdapat pula pengendali jarak jauh dengan pengaturan tiga kecepatan motor untuk mengatur daya hisap alat terhadap aerosol untuk memudahkan pekerjaan," jelas Ketua Tim Pengembangan Dent-In, Satrio Wicaksono seperti dilansir dari laman ITB, Sabtu (5/6).
Sebagaimana diketahui, pada awal masa pandemi covid-19, terdapat kekhawatiran yang sangat besar yang dialami oleh para dokter gigi di seluruh Indonesia karena virus SARS-Cov-2. Banyak dokter gigi tidak bisa melakukan praktiknya karena takut tertular virus melalui droplet dan aerosol dari mulut pasien saat dokter gigi melakukan tindakan.
Oleh karena itu, imbuh Satrio, untuk bisa kembali melakukan praktik, dokter gigi memerlukan adanya peralatan tambahan yang dapat digunakan untuk menghisap aerosol yang terciprat dari mulut pasien, sehingga memperkecil kemungkinan penularan virus pada saat dokter gigi melakukan tindakan.
Cara kerja Dent-In yang terinspirasi dari salah satu bagian dari anatomi gigi yaitu dentin itu, dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama-tama, vacuum blower akan menghisap udara di sekitar mulut pasien melalui nozzle cup.
Lalu, udara tersebut dialirkan pada ruangan yang berisi filter HEPA untuk melakukan penyaringan partikel. "Filter HEPA yang digunakan adalah jenis HEPA H14 yang memiliki efektivitas penyaringan sebesar 99,99%," kata Satrio.
Selanjutnya, udara yang telah melalui filter masuk pada vacuum blower dan keluar ruangan yang disinari oleh sinar UV untuk disterilisasi sebelum keluar dari alat untuk menghasilkan udara bersih.
“Sampai saat ini, sudah terdapat tiga prototip yang sudah diproduksi. Salah satu prototip telah diserahkan kepada FKG Unpad dan dua lainnya sedang dalam tahap pengujian dan pengembangan,” tambahnya.
Keunggulan
Beberapa keunggulan yang membedakan Dent-In dengan extraoral aerosol suction yang sudah ada, di antaranya adalah terdapat hood transparan yang menyerupai personal negative chamber.
Hood ini bekerja sebagai pelindung serta separator antara pasien dengan dokter gigi sehingga terdapat perlindungan tambahan serta memudahkan dokter gigi untuk bekerja karena permukaannya yang transparan.
Hood dilengkapi dengan lengan yang mampu digerakkan tanpa menggunakan kunci serta lampu LED yang membantu penglihatan dokter gigi. Selain itu dengan adanya hood tersebut, peletakkan nozzle cup dapat diletakkan lebih tinggi, berbeda dengan extraoral aerosol suction lainnya yang sangat dekat dengan mulut pasien sehingga sedikit mengganggu pekerjaan dokter gigi.
Satrio menuturkan, sebenarnya sudah ada beberapa jenis peralatan medis di pasaran dengan tujuan serupa, seperti HVE (high volume evacuator) dan extraoral aerosol suction. Namun beberapa alat ini memiliki kekurangan di antaranya adalah kemampuan filter yang hanya mampu menyaring 90% partikel yang terserap oleh alat.
Sedangkan virus SARS-CoV-2 ini memiliki ukuran yang sangat kecil dan memerlukan peralatan yang mampu menyaring partikel dengan efektivitas mencapai 99,99%.
"Kekurangan lainnya adalah harganya yang cukup mahal serta jumlahnya yang sedikit di pasaran,” ungkap Satrio.
Saat ini Tim Biomekanika FTMD terus melakukan pengembangan alat dengan didukung oleh beberapa lembaga di antaranya LPDP dan RISTEK-BRIN yang memberikan pendanaan melalui program Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19.
"Harapannya, Dent-In dapat diproduksi secara massal dan dapat diperjualbelikan dengan harga terjangkau. Selain itu dengan adanya Dent-In, dokter gigi dapat melakukan pekerjaannya secara maksimal tanpa perlu takut dengan penyebaran virus yang terdapat pada aerosol maupun droplet seperti virus SARS-CoV-2 ataupun virus lainnya," pungkasnya. (H-2)
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
KEMENTERIAN Kesehatan menyebut tidak ada potensi mutasi virus covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 nanti. Saat ini, yang terbaru masih berasal dari varian omikron, yaitu JN.1.
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Dari pemilihan Donald Trump hingga Pandemi global Covid-19, berikut adalah beberapa prediksi kartun The Simpson yang sudah lama tayang dan jadi ada di dunia nyata.
TINGGINYA nilai jatuh tempo utang di 2025 disebabkan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk memenuhi kebutuhan yang menggelembung saat Indonesia dilanda pandemi covid-19
SAYA mengikuti Global Health Security Conference (Konferensi Ketahanan Kesehatan Global) di Sydney, Australia, 18 sampai 21 Juni 2024
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved