Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HASIL Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 memperlihatkan prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini masih sangat tinggi sekitar 93%. Artinya hanya 7% anak Indonesia yang bebas dari karies gigi.
Federation Dental International (FDI) dan WHO menargetkan usia 5 sampai 6 tahun setidaknya 50% harus bebas dari karies gigi di setiap negara. Banyak kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mencapai target tersebut seperti program internship, Nusantara Sehat dengan penempatan tenaga kesehatan berbasis kepada tim yang disebar ke seluruh Indonesia, termasuk tenaga kesehatan gigi maupun tenaga kesehatan lain.
Head of Sustainable Living Beauty and Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation Drg Ratu Mirah Afifah GCClindent MDSc mengatakan pandemi covid-19 telah menyebabkan perubahan besar terhadap rutinitas sehari-hari masyarakat di seluruh dunia. Penelitian terkini mengenai dampak pandemi pada kebiasaan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut masih terbatas.
Khusus di Indonesia, pihaknya melakukan survei kepada 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas. Hasil survei menunjukkan sikap dan perilaku di masa pandemi ternyata 7 dari 10 orang mengatakan selama pandemi mereka lebih fokus pada kesehatan dan kesejahteraan menyeluruh.
"Terjadi peningkatan dari kebiasaan-kebiasaan seperti makan makanan yang sehat, berolahraga, mengurangi merokok, dan mengurangi minum minuman beralkohol,” kata Ratu dalam rilis workshop Hari Kesehatan Oral Sedunia diterima, Jumat (19/3).
Selain itu dampak covid-19 terhadap kebiasaan merawat gigi telah terjadi penurunan kebiasaan menyikat gigi dua kali sehari dibandingkan hasil survei pada 2018. Kebiasaan buruk meningkat selama di rumah yakni 2 dari 5 orang dewasa mengaku tidak menyikat gigi seharian dan ada 7 dari 10 orang menghindari pergi ke dokter gigi.
Kebiasaan tersebut mudah ditiru oleh anak-anak. Ia mengungkapkan bila orangtua tidak menyikat gigi dua kali sehari, anak-anak tujuh kali lebih memungkinkan untuk tidak menyikat gigi.
Sejak pandemi covid-19, orang dua kali lebih sering mencuci tangan (64%) dibandingkan menyikat gigi (31%). Di samping itu juga sejak pandemi covid-19, orang dua kali lebih sering menggunakan hand sanitizer (52%) dibandingkan menggunakan obat kumur (20%).
"Kebiasaan menjaga kesehatan tersebut tidak tercermin pada kebiasaan menyikat gigi. Sebagian besar orang mengaku telah mengabaikan kebiasaan menyikat gigi. Sekitar 9% orangtua tidak menyikat gigi dua kali sehari kemudian 11% anak-anak tidak menyikat gigi dua kali sehari,” ungkap Ratu. (OL-14)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Saat pandemi, KAI Commuter mencatatkan jumlah volume penumpang yang turun drastis.
erkembangan teknologi yang sangat pesat, berimbas pada semua sektor. Dengan penerapan teknologi yang semakin menjadi daya tarik dalam memasarkan properti.
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Akses patogen dibutuhkan sebagai kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi.
Pandemi menyadarkan kita bahwa tantangan kesehatan sangat kompleks serta memerlukan solusi inovatif dan kolaboratif berbasis teknologi.
Keadilan atau equity awalnya dinarasikan sebagai jantung dalam proposal perjanjian ini, lalu dijalankan menjadi tidak berarti apa-apa dan sekedar klise.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved