Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Inversi dan Dentuman, Kenali Penyebab dan Dampaknya

Faustinus Nua
08/2/2021 09:49
Inversi dan Dentuman, Kenali Penyebab dan Dampaknya
Petir terlihat di kawasan pesisir Indramayu, Jawa Barat, Senin (14/12/2020)(ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

BEBERAPA pekan terakhir masyarakat melaporkan adanya suara dentuman yang muncul di sejumlah daerah. Di antaranya terjadi di Buleleng (24/1), Lampung (29/1), dan Malang (2/2). Dikutip dari laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), selain karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer, fenomena dentuman tersebut bisa juga muncul akibat adanya lapisan inversi di atmosfer.

Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) LAPAN menjelaskan bahwa lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer turun bersama ketinggian, sehingga lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.

"Namun pada lapisan inversi terjadi sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik)," tulis LAPAN.

Lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari, karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat. Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front). Lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.

Lebih jauh, inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan 5 km, bahkan terjadi pada ketinggian sekitar 17 km (tropopause), dan luasnya bervariasi dari skala lokal hingga regional.

baca juga: Dentuman di Surabaya Bukan Petir atau Gempa, Ini Kata BMKG

"Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi) sehingga dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat. Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan. Lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau dibelokan sampai ke tempat yang lebih jauh," terang LAPAN.(OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya