Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PERUSAHAAN farmasi Pfizer, Jumat (22/1), mengumumkan bahwa mereka akan memberikan hingga 40 juta dosis vaksin covid-19 untuk negara-negara miskin tanpa mendapatkan keuntungan, melalui fasilitas Covax.
Covax - pengadaan vaksin virus korona yang dikumpulkan secara global dan upaya distribusi yang adil serta bertujuan untuk memastikan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah mendapatkan dosis juga - berharap untuk mengirimkan pengiriman pertamanya pada Februari.
Covax dipimpin bersama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Gavi, Aliansi Vaksin. Vaksin Pfizer-BioNTech adalah satu-satunya sejauh ini yang menerima persetujuan penggunaan darurat dari WHO.
Dalam konferensi pers virtual, CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan bahwa negara-negara berkembang harus memiliki akses yang sama ke vaksin seperti negara-negara lain di dunia. "Kami akan memberikan vaksin kepada Covax untuk negara-negara ini dengan basis nirlaba," katanya.
"Kami bangga memiliki kesempatan ini untuk memberikan dosis yang akan mendukung upaya Covax untuk memvaksinasi petugas kesehatan yang berisiko tinggi terpapar di negara berkembang, dan populasi rentan lainnya," jelasnya.
Doctors Without Borders mengatakan 40 juta dosis yang ditawarkan untuk Covax oleh Pfizer adalah jumlah yang sangat sedikit dibandingkan dengan kesepakatan langsung yang dilakukan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi.
"Kami meminta perusahaan farmasi seperti Pfizer dan rekan-rekannya untuk memasok fasilitas Covax dengan volume yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau," kata Dana Gill dari badan amal medis dalam sebuah pernyataan.
"Jika dunia akan keluar dari pandemi ini, kita mutlak harus mendistribusikan vaksin ini secara adil, bukan berdasarkan siapa yang dapat membayar paling tinggi," ujarnya. (AFP/Nur/OL-09)
Prof. Hinky juga menampik klaim keliru yang beredar di media sosial, yaitu anak yang tidak divaksinasi bebas dari infeksi telinga dan pengobatan antibiotik.
Dikuatirkan informasi sequence genomic pathogen dari indonesia dikapitalisasi oleh pengembang vaksin negara maju dan kita tidak dapat benefit yang setara.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Isu efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kehebohan soal efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Menurut Budi, efek samping vaksin tersebut telah diketahui sejak lama.
Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi memastikan sampai saat ini tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia.
Pfizer melaporkan penurunan laba yang tajam pada Selasa (1/8) karena pendapatan terkait covid-19 yang jauh lebih rendah akibat prospek penjualan setahun penuh yang dibatasi.
Pfizer mencapai kesepakatan untuk membeli perusahaan biotek Seagen senilai US$43 miliar atau sekitar Rp661 triliun untuk memerangi kanker.
Wiku berharap vaksin Pfizer yang sudah disebar ke berbagai daerah digunakan dengan baik. Supaya masyarakat semakin terlindungi dari penularan covid-19.
Mengingat, sejumlah vaksin covid-19 buatan dalam negeri, seperti Indovac, baru mendapatkan izin penggunaan darurat (UEA) untuk dosis reguler 1 dan 2.
Badan POM telah memberikan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization (EUA)) untuk Nirmatrelvir 150mg/Ritonavir 100mg Tablet Salut Selaput.
Subvarian dari Omikron semakin berkembang dan kembali menginfeksi masyarakat global. Pemberian vaksin pun ikut kembali digencarkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved